KARAWANG-Musim panas yang berkepanjangan diduga menjadi salah satu alasan kasus Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) dan pneumonia di Kabupaten Karawang terus meningkat.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinas Kesehatan (Dinkes) Karawang, Yayuk Sri Rahayu menyampaikan, per 2 Oktober 2023 lalu Dirjen P2P Kemenkes RI merilis edaran terbaru mengenai perlunya meningkatkan kewaspadaan terhadap kejadian ISPA.
“Kami akan segera tindak lanjuti dengan mengeluarkan edaran untuk puskesmas-puskesmas di Kabupaten Karawang,” ujarnya.
Baca Juga:Baitul Maal Pupuk Kujang Tanamkan Kebaikan, Tumbuhkan KesejahteraanSetelah Selesai Revitalisasi, Pedagang di Depan Alun-alun Subang Siap Pindah ke Dalam
Yayuk memaparkan, di Karawang sendiri data kasus ISPA dan pneumonia terus meningkat. Jumlah kumulatif dari Januari hingga Oktober tercatat mencapai 110.467 penderita.
“Per 5 Oktober 2023 total kasus ISPA 110.467 terdiri dari Pneumonia dan ISPA,” paparnya.
Adapun rinciannya, pneumonia balita 3.078 kasus, pneumonia anak 1.012 kasus, pneumonia dewasa 1.471 kasus dan pneumonia lansia 1.177 kasus. ISPA sendiri, balita 31.921 kasus, anak 19.184 kasus, dewasa 37.883 kasus dan lansia 14.741 kasus.
“Kalau dibandingkan dengan bulan sebelumnya per 12 September itu masih 103.404 kasus, jadi ada peningkatan,” terangnya.
Dijelaskan, cuaca panas memang berdampak terhadap meningkatnya penyakit ISPA. Apalagi jika kualitas udara terkategori buruk. Resiko ISPA dapat meningkat di musim kemarau karena ada aktivitas virus yang memang lebih aktif saat cuaca panas.
“Suhu yang tinggi ini meningkatkan pembentukan polutan primer, yang mana bisa mengiritasi saluran pernapasan dan meningkatkan resiko ISPA. Jadi ketika memang cuaca panas, kita harus tetap menjaga, jangan sampai dehidrasi dan terpapar polutan,” pungkasnya.(use/ery)