SUBANG-Klarisa Amelia Putri bayi berumur 21 bulan yang tidak memiliki tempurung kepala akhirnya mendapat perawatan intensif dan akan dirujuk ke rumah sakit yang peralatannya lebih lengkap dan maskimal.
Saat ini, buah hati dari Meli Melawati (24) asal Desa Cigugur, Kecamatan Pusakajaya, Kabupaten Subang dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung pada Selasa, (17/10 siang tadi.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, dr. Maxi mengatakan, kasus kelahiran bayi tanpa tempurung kepala disebut dengan istilah meningoensefalokel.
Baca Juga:Samsat Subang Bantu Warga Palasari yang Kesulitan Air BersihKekeringan dan Tak Kunjung Hujan, Tedy Rusmawan, Forkopimda, dan ASN Kota Bandung Salat Istisqa
Dia mengungkapkan, dalam kasus ini tidak hanya tempurung otak saja yang tidak terbentuk tapi banyak bagian otak lainnya. Biasanya hal ini terjadi oleh faktor ibu kandung yang terinfeksi saat masa kehamilan.
“Tadi sudah diperiksa oleh dokter spesialis anak RSUD Subang, ananda Klarisa ini didiagnosa meningoensefalokel. Jadi ada benjolan yang mengakibatkan selaput otak dan ada isi otak karena tidak ada tempurung kepala,” ungkapnya saat ditemui di RSUD Subang, Selasa (17/10).
Ia mengatakan, Ananda Klarisa akan dirujuk ke RS Hasan Sadikin Bandung. Karena ini menyangkut bedah saraf, dan nantinya ananda Klarisa bisa ditangani serius oleh rumah sakit yang memiliki peralatan lengkap dan tim dokter spesialis.
“Penanganan ini memang harus ditangani di Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Saat ini sudah dibuat surat rujukan dan akan segera diantar dan ditangani lebih lanjut di sana,” jelasnya.
Direktur Utama RSUD Subang, dr. Ahmad Nasuhi menyampaikan, biaya ditanggung oleh pemerintah.
“Semua biaya ditangani oleh Pemda Subang dalam hal ini Dinas Kesehetan Kabupaten Subang, RSUD Subang, dan Kementerian Sosial,” jelasnya kepada awak media.
Sementara itu, ibu dari ananda Klarisa, Meli Melawati (24) mengaku, dari lahir kondisi Klarisa memang tak memiki tempurung kepala. Namun karena keterbatasan ekonomi Melawati tak memiliki biaya untuk membawa buah hatinya ke Rumah Sakit.
Baca Juga:Gagah dan Keren, Mitsubishi Xpander Mobilnya Para JuraganPendidikan Karakter Welas Asih: Lebih dari Sekedar Simpati dan Empati
Meli mengatakan, kondisi Klarisa sebenarnya sudah diketahui sejak usia kehamilan menginjak enam bulan.
“Waktu itu pihak dokter juga menyarankan untuk digugurkan karena mempunyai kelainan sejak dini. Tapi saya tetap bertahan untuk merawat kehamilan saya sampai Klarisa ini lahir,” kata Meli.