Kesimpulannya, eksplorasi langsung adalah cara efektif untuk membuat geografi menjadi pengalaman belajar yang berkesan dan bermakna bagi siswa.
Perbedaan utama antara Montessori dan pembelajaran geografi konvensional adalah pendekatan berpusat pada anak yang ditekankan dalam Montessori.
Jika pembelajaran geografi konvensional seringkali lebih terstruktur dan berorientasi pada guru, maka Montessori memberikan siswa lebih banyak kebebasan dalam mengeksplorasi geografi sesuai minat dan tingkat perkembangan mereka.
Baca Juga:KPU dan Panwas Karawang Kompak Gencar Sosialisasi Upaya Tingkatkan Partisipasi PemiluPupuk Cinta Tanah Air Sejak Dini, Babinsa Serbu Sekolah di Karawang
Dalam Montessori, pembelajaran geografi tidak hanya tentang menghafal fakta, tetapi lebih menekankan pemahaman konsep dan pemecahan masalah. Dengan memungkinkan siswa untuk mengambil inisiatif dalam pembelajaran mereka, Montessori menciptakan pengalaman geografi yang mendalam, berkelanjutan, dan penuh gairah, yang berdampak positif pada pemahaman dunia dan apresiasi terhadap geografi.
Pendekatan Montessori mengajarkan siswa tidak hanya mempelajari fakta geografi, tetapi juga mengembangkan keterampilan berpikir kritis, kreativitas, dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan masyarakat global. Mereka dibekali dengan pemahaman yang lebih mendalam tentang keragaman dunia, sensitivitas terhadap lingkungan, dan persiapan untuk menjadi warga global yang bertanggung jawab. Dalam menghubungkan siswa dengan dunia geografi, pendekatan Montessori membentuk generasi yang paham, peduli, dan siap untuk menghadapi tantangan global. Berfikir keruangan adalah cara Montessori memahami obyek kajian geografi di permukaan bumi dan meningkatkan sensitivitas siswa ketika melihat beragam fenomena geografi baik dalam kelas maupun studi lapangan.