“Daur ulang baterai, di Jepang, banyak yang dilakukan. Baterai rusak diambil, diolah, dan dijual lagi sebagai baterai refurbished dengan harga yang jauh lebih terjangkau,” kata Anton.
Harga baterai refurbished bisa lebih murah hingga 50 persen dari baterai baru, dengan kapasitas baterai yang masih sangat layak digunakan, mencapai sekitar 75 persen atau lebih.
Anton juga meyakini bahwa Indonesia, dalam lima tahun ke depan, dapat mengikuti langkah serupa dengan Jepang dalam pengelolaan baterai, mengingat perkembangan positif yang terjadi saat ini.
Baca Juga:AHY Digadang-gadang Jadi Menteri Pertanian Bahas Apel MalangHari Ini Jokowi Lantik Menteri Pertanian dan Kepala Staf Angkatan Darat
Dengan peningkatan jumlah baterai yang tersedia, penggunaan mobil listrik di Indonesia diharapkan akan semakin meningkat.
“Di Indonesia, kita belum memiliki fasilitas daur ulang yang sebanding, karena belum banyak jumlah baterainya. Namun, jika jumlah pengguna mobil listrik terus bertambah, maka bisnis ini dapat berkembang. Indonesia tinggal menunggu populasi baterai yang lebih besar, dan dalam lima tahun, hal ini bisa terjadi,” tambah Anton.