Selain mengangkat isu-isu sosial yang tengah aktual, Wregas juga menghadirkan “Budi Pekerti” sebagai cara untuk menggali kenangan-kenangan indah dari masa kecilnya sendiri.
Pemilihan lokasi syuting di Yogyakarta bukanlah kebetulan, melainkan sebuah upaya untuk menghadirkan nuansa yang akrab dan membangkitkan kenangan masa kecil sang sutradara.
Dalam sebuah pengakuan pribadi, Wregas mengatakan, “Saya menggarap film ini dengan melakukan semua proses syuting di Yogyakarta.
Baca Juga:Pra Rekontruksi Kasus Pembunuhan di Subang, Peragakan 80 AdeganFilm Budi Pekerti Tayang Hari Ini di Bisokop, Raih Beragam Penghargaan
Hal ini saya lakukan karena saya ingin berbagi tempat-tempat yang membentuk kenangan masa kecil saya kepada penonton, dan saya ingin agar orang-orang melihat karya yang sangat saya pahami.
Dengan latar yang sangat menggambarkan diri saya. Ada 40 lokasi di Yogyakarta yang menjadi bagian dari kenangan masa kecil saya.”
Lokasi syuting yang menjadi sekolah tempat Bu Prani mengajar dalam film ini bahkan adalah sekolah menengah pertama yang pernah ditempati oleh Wregas.
Ia menjelaskan, “Ini adalah SMP saya, dan dua guru yang terlibat dalam adegan pemberian kain jarik kepada Bu Prani adalah guru BK saya sendiri.”
Sebuah kenangan manis yang menjadi bagian dari film ini adalah saat Bu Prani mengantre untuk membeli putu, yang merupakan adegan pembuka yang menjadi pemicu konflik dalam cerita.
Adegan ini terinspirasi dari kenangan masa kecil sang sutradara. Wregas Bhanuteja dengan penuh kehangatan mengungkapkan, “Putu adalah makanan masa kecil saya.
Saya bisa membelinya hingga 30 buah dan menghabiskannya sendiri karena saya begitu menyukai jajanan tradisional tersebut.”
Baca Juga:Masyarakat Bersama Polsek Pabuaran Deklarasi Anti MirasTayang Mulai Hari Ini, Berikut Sinopsis Film Budi Pekerti, Film Besutan Sutradara Peraih Piala Citra
Masa kecil yang penuh kenangan menjadi pilar utama di balik kehadiran film “Budi Pekerti” yang mengharukan.