Kita menolak dan mengutuk aksi tak berperikemanusiaan terhadap tubuh dan hidup penduduk Gaza dan Tepi Barat.
Tubuh dan hidup Gaza, kini tinggal menunggu ajal. Dirinya tak sanggup menanggung brutalisme.
Yang tak peduli nyawa ribuan anak-anak dan orang Palestin.
Mode “koma” Gaza disaksikan sebagai tontonan warga dunia, tanpa bertindak. Hanya komentar untuk pemanis komoditas warta yang berat sebelah.
Gaza dan Tepi Barat tak seimbang dalam segala hal.
Anak-anak Gaza mewarisi pahitnya hidup dalam lingkaran konflik.
Baca Juga:Link Download DCT Caleg Kabupaten Purwakarta Pemilu 2024Presiden Jokowi Groundbreaking Pembangunan PLTS PLN 50 MW di IKN Nusantara, Hadirkan 100% Energi Bersih
Tergambar dalam lagu Atuna Tufuli-Beri kami kesempatan masa kecil, kesempatan untuk bermain, untuk hidup damai.
Ratapan anak-anak Palestin yang diwakili Remi Bandali-penyanyi cilik Libanon.
“Wahai semesta, tanah kami telah dihancurkan
Tanah kami telah direnggut kebebasannya
Tanahku Kecil, seperti aku yang mungil
Berikan kami kesempatan
Berikan kami kesempatan
Berikan kami kesempatan
Tolong, tolong, tolong berikan kami kesempatan
Berikan kami masa kecil
Berikan kami masa kecil
Berikan kami masa kecil
Berikan, berikan, berikan kedamaian
Kami datang untuk mengucapkan selamat hari raya kepadamu
Mengapa di tempat kami tidak ada dekorasi hari raya”
Entah kapan, anak-anak Palestin bisa melihat dekorasi hari raya.
Entah hari raya apa, sebab tak ada lagi tanah untuk dipijak, tak ada rumah untuk dinaungi.
Gaza sekarat! Gaza sendiri! Gaza menunggu kita. Untuk hentikan brutalisme kemanusiaan.
Atuna Tufuli untuk anak-anak Gaza. (Kang Marbawi, 04.11.23)