Aku memilih apa yang aku pilih dalam hidup ini. Aku tak melihat masa depan untukku. Aku tahu bagaimana kau mencintaiku. Ini bukan salahmu. Aku tidak menyalahkanmu. Maaf aku tak bisa mencintaimu kembali. Maaf aku tak dapat melindungimu.
Dear saudara laki-laki dan perempuanku,
Aku berharap kalian tak berakhir seperti aku. Kalian mungkin melihat aku sebagai anak yang cerdas. Aku nggak secerdas itu. Aku adalah seorang yang bodoh yang tak pernah melihat dunia sebenarnya.
Aku telah buta selama ini dan telah memberi kalian semua harapan palsu. Dunia ini kejam. Ingat itu. Aku mencintai kalian. Tapi aku tak bisa melakukannya lagi sejak aku berhenti berharap. Sudah terlambat sekarang.
Baca Juga:Hasil Autopsi: Mahasiswa Kedokteran Tewas Dalam Mobil Bukan Korban PembunuhanSprindik Laporan Dugaan Gratifikasi Wamenkumham dari KPK Keluar, Eddy Sempat Beri Klarifikasi
Jika seluruh dunia mempertanyakan, aku tak melihat ada harapan. Aku ingin bertahan di sana.
Surat kedua ditujukan untuk paman dan sahabat korban.
Dear paman,
Terima kasih telah membukakan mataku untuk melihat dunia yang kejam ini. Tetapi bocah bodoh dan rapuh yang kamu cintai ini tak bisa berkawan dengan kenyataan. Aku memilih kabur. Maaf aku pengecut. Aku tak cerdas, aku tak bijaksana. Kamu melihatku salah. Aku melihat tak ada masa depan dan juga kesuksesan.
Dear sahabat,
Kalian begitu kuat dan berani. Aku berharap bisa seperti kalian. Tapi kalian tahu, aku lemah. Tak punya motivasi. Aku berharap kalian bahagia selamanya. Aku tahu kalian bisa. Maafkan aku. Aku sayang kalian.
Bila setiap orang pernah menjumpaiku. Bila aku salah, bunuh saja aku. Untuk dunia. Ya, kamu telah menumbuhkan kegagalan, generasi lemah.
Hidup segan mati tak mau? Aku memilih untuk mati.
Kasus tragis ini masih menjadi perhatian publik, dan penyelidikan lebih lanjut akan terus dilakukan untuk mengungkap fakta-fakta yang lebih lanjut tentang kejadian tersebut.