PASUNDAN EKSPRES – Twibbon Hari Pahlawan 2023 adalah cara kita untuk memberingati dan mengenang perjuangan Pahlawan mengusir penjajah dari Indonesia.
Twibbon adalah sebuah frame foto yang dapat digunakan untuk mempercantik foto profil di media sosial. Twibbon Hari Pahlawan biasanya berisi gambar atau logo yang berkaitan dengan Hari Pahlawan.
Sebut saja seperti gambar bendera Merah Putih, gambar para pahlawan, atau gambar yang mengekspresikan semangat perjuangan. Sebelum menggunakan twibbon Hari Pahlawan, gak ada salahnya untuk mengetahui kilas balik sejarah Hari Pahlawan Nasional berikut ini.
Baca Juga:Sejarah Hari Pahlawan 10 November, Makna dan tema 2023Alasan 10 November Dijadikan Hari Pahlawan, Mengharukan
Sejarah Hari Pahlawan
Peristiwa 10 November menjadi sejarah singkat peringatan Hari Pahlawan. Presiden Soekarno kemudian mengeluarkan Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 316 Tahun 1959 tentang Hari-Hari Nasional yang Bukan Hari Libur.
Salah satu isi Keppres tersebut, yaitu menetapkan 10 November sebagai Hari Pahlawan Nasional. Hari Pahlawan diperingati mengenang Peristiwa 10 November yang berusaha mempertahankan kemerdekaan Indonesia, meski harus mengorbankan banyak warga sipil.Sejak saat itu, Indonesia pun memperingati Hari Pahlawan setiap 10 November.
Tujuan memperingati Hari Pahlawan adalah untuk mengenang jasa para pahlawan yang telah mengorbankan diri untuk bangsa dan negara Indonesia. Makna Hari Pahlawan bagi pelajar adalah untuk terus memupuk semangat dalam membangun Indonesia ke depan.
Sosok Penting di Pertempuran Surabaya
Bung Tomo
Bung Tomo atau yang memiliki nama asli Sutomo adalah seorang jurnalis, yang tidak bisa dilepaskan dari Pertempuran Surabaya. Profesinya sebagai jurnalis, menjadikan media elektronik berupa radio sebagai alat perjuangannya.
Suara lantangnya mampu membakar semangat para pejuang. Kekuatan dan pengaruh Bung Tomo adalah pada orasinya. Orasinya yang berapi-api mampu meyakinkan pejuang Pertempuran Surabaya untuk melawan pihak sekutu dan mengabaikan ultimatum yang dijatuhkan oleh pihak Belanda.
Hingga kini rekaman orasinya masih bisa kita dengarkan dalam video-video sejarah yang menceritakan kembali bagaimana beratnya medan perang Pertempuran Surabaya.
Salah satu petikan dari isi pidato yang tidak bisa dilupakan dan akan terus hidup adalah “Lebih baik kita hancur lebur daripada tidak merdeka. Semboyan kita tetap: merdeka atau mati!”
Mayjend Sungkono