Ketua DPRD Kota Bandung Tedy Rusmawan Sisipkan Kang Pisman pada Program Padat Karya

Ketua DPRD Kota Bandung Tedy Rusmawan Sisipkan Kang Pisman pada Program Padat Karya
PADAT KARYA: Ketua DPRD Kota Bandung H. Tedy Rusmawan, A.T., M.M., saat menghadiri pembukaan dan peninjauan Program Padat Karya Disnaker Kota Bandung, Selasa (7/11). ADAM SUMARTO/PASUNDAN EKSPRES
0 Komentar

KOTA BANDUNG-Ketua DPRD Kota Bandung H. Tedy Rusmawan, A.T., M.M., menghadiri pembukaan dan peninjauan Program Padat Karya Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Bandung, Selasa (7/11).

Program padat karya ini dilaksanakan di Padepokan Mayang Sunda, Kelurahan Sukaasih Kecamatan Bojongloa Kaler, dan Sungai Cikeueus RW 04, RW 05, RW 07 serta Sungai Cilimus RW 01, RW 03, RW 04, RW 05, RW 07 Kelurahan Babakan Tarogong, Kecamatan Bojongloa Kaler.

Pada kegiatan tersebut, Tedy didampingi Sekretaris Disnaker Kota Bandung Dicky Wishnu, perwakilan Kecamatan Bojongloa Kaler, dan para lurah setempat.

Baca Juga:Dukung Pengembangan Desa Wisata dan Kuliner, DPRD Karawang Sosialisasikan Perda EkrafRemaja 20 Tahun Tewas Tertabrak Kereta Api di Pintu Rel Cinangoh Barat Karawang

Tedy pun mengapresiasi program padat karya tersebut yang juga merupakan salah satu program yang disambut baik DPRD Kota Bandung saat merancang APBD 2023. “Ketika ada usulan kegiatan ini, kami di DPRD sangat menyambut positif. Mudah-mudahan menjadi berkah buat Kota Bandung,” kata Tedy melalui rilisnya, Kamis (9/11).

Tedy mengatakan, ada tiga manfaat dari program padat karya ini. Pertama, lingkungan yang dijadikan tempat berkegiatan padat karya akan semakin bersih. Gorong-gorong, anak sungai, hingga sungai dibersihkan secara teliti.

Kegiatan bersih-bersih ini pun, sambungnya, akan begitu bermanfaat terutama di masa-masa menjelang musim penghujan. “Mudah-mudahan pada saat terjadi hujan, kita bisa terhindar dari banjir. Program ini sekaligus ikhtiar kita,” ujarnya.

Sampah sebagai pemicu banjir pun, kata Tedy, bisa ikut terangkut melalui program ini, khususnya yang terbawa arus sungai. Dirinya mengungkapkan, program ini tidak bisa serta merta menghapus persoalan sampah yang tengah menjadi isu utama di Kota Bandung saat ini.

Oleh karena itu, dirinya berpesan kepada para pegiat program padat karya untuk sekaligus menyosialisasikan gerakan Kang Pisman (kurangi, pisahkan dan manfaatkan sampah) kepada warga supaya sampah dikelola di rumah masing-masing.

“Kita terbiasa membuang sampah kota ke TPA Sarimukti sebanyak 1.200 ton. Saat ini yang bisa dibuang di Sarimukti hanya 600 ton. Sehingga sampah menumpuk di TPS-TPS dan jalan-jalan kota. Semoga program ini turut mengedukasi warga betapa tersiksanya kita jika tidak mengelola sampah secara bijak,” ucapnya.

Manfaat terakhir, dan tentunya yang ditunggu oleh warga yang terlibat adalah tentang pemberdayaan masyarakat. Ada sisi ekonomi yang sedikitnya bisa membantu warga.

0 Komentar