SUBANG-Pada tanggal 25 Nopember nanti adalah diperingatinya Hari Guru Nasional 2023 dan HUT ke-78. Serangkaian perayaannya telah dilakukan oleh PGRI di seluruh Indonesia dari bulan Oktober. Tema dari Hari Guru Nasional 2023 dan HUT PGRI ke-76 kali ini adalah ‘Transformasi Guru, Wujudkan Indonesia Maju’.
Ketua PGRI Subang Dr H Aep Saepudin MPd dalam podcast Bincang-bincang Pasundan di kanal youtube Pasundan Ekspres mengungkapkan bagaimana PGRI Subang memaknai tema tersebut.
“Sudah tidak bisa ditawar lagi, bahwa guru di zaman digitalisasi harus bertansformasi karena tiap detik ilmu pengetahuan itu bertambah maju. Jika guru tidak segera bertransformasi tentu akan ketinggalan,” ucapnya.
Baca Juga:Tanggal 15 Sebentar Lagi, Yuk Bayar Tagihan Air Perumda TRS Lewat Online Saja!Asep Rochman Dimyati: Nilai Kepahlawanan Harus Terpatri Dalam Diri Generasi Muda
Sekretaris Umum PGRI Subang Jenal Aripin, SPd MMPd yang juga hadir dalam podcast tersebut juga mengatakan bahwa transformasi dari para guru harus ditunjukan.
“Guru harus bergerak, tergerak, dan menggerakan tentu untuk kemajuan pendidikan. Dengan transformasi guru ini kita menyiapkan guru-guru hebat untuk mewarnai Indonesia dan memajukan bangsa ini,” ucapnya.
Dr Aep Saepudin yang juga merupakan Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Subang menyampaikan langkah konkret yang telah dilakukan.
“Yang sedang dilaksanakan di Kabupaten Subang dalam rangka menaikan kualitas kompetensi guru adalah salah satunya keterkaitan dengan program nasional juga yaitu CGP (Calon Guru Penggerak). Nanti setelah dilatih di sana selama kurang lebih enam bulan akan melahirkan guru penggerak,” ujarnya.
“Guru penggerak ini salah satu tunas untuk di zaman milenial ini paling utama konten digitalisasi harus mahir, harus tidak ada lagi yang gaptek,” ucapnya.
Guru penggerak juga akan berhubungan erat dengan Sekolah Penggerak yang merupakan sekolah yang berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik, dengan mewujudkan Profil Pelajar Pancasila yang mencakup kompetensi kognitif (literasi dan numerasi) serta nonkognitif (karakter) yang diawali dengan SDM yang unggul (kepala sekolah dan guru).
Dr Aep menjelaskan, nanti akan digali juga soal kemajuan metodologi, sebab menurutnya anak-anak zaman sekarang atau biasa disebut milenial tentu berbeda dengan zaman dulu, maka dari itu perlu penyesuaian metodologinya juga.(fsh/ysp)