PAGADEN BARAT – Desa Margahayu, Kecamatan Pagaden Barat, memeriahkan Tradisi Ruwatan Bumi dengan pawai keliling kampung yang meriah dan penuh kekompakan pada Minggu (12/11). Warga dari tiap RW turut serta dalam tradisi ini dengan mengenakan kaos seragam dan cetok khas petani.
Ruwatan Bumi, tradisi yang diadakan setiap tahun di Desa Margahayu, Pagaden Barat, selalu menjadi pusat perhatian masyarakat. Warga dari setiap kampung tingkat RW tampil kompak dengan kaos seragam dan cetok khas petani. Pawai keliling kampung ini menjadi momen di mana kreativitas seni budaya dan hiasan dongdang menjadi daya tarik utama.
Sebelum pawai dimulai, peserta Ruwatan Bumi berkumpul di lapangan Desa Margahayu untuk mendengarkan sambutan dari Kepala Desa, H. Main Permana, sekaligus melepas peserta pawai ruwatan bumi dari masing-masing RW, mulai dari RW 01 hingga RW 08.
Baca Juga:Polres Karawang Bekuk Pelaku Pembunuhan Pegawai Honorer di Karawang, Ternyata Ini MotifnyaLinda Megawati Gelar Sosialisasi Bangga Kencana dengan BKKBN di Subang
Main Permana, Kepala Desa Margahayu, menyampaikan bahwa seperti tahun-tahun sebelumnya, gelaran ruwatan bumi di desanya selalu menyemarakkan. Warga dari setiap RW menampilkan kreativitas seni dan budaya lokal mereka.
“Ruwat Bumi ini merupakan bagian dari persiapan menyambut musim tanam padi. Alhamdulillah, hujan juga sudah mulai turun, dan petani siap-siap mengolah sawahnya,” kata H. Main Permana.
Pawai keliling kampung ini bukan hanya sekadar parade, melainkan juga sarana untuk menyatukan masyarakat dan mempererat rasa kekeluargaan. Setiap rombongan menunjukkan semangat dan antusiasme yang tinggi dalam menyemarakkan tradisi ini.
Doa bersama dilakukan di bale desa setelah pawai, memohon rahmat Allah SWT agar hasil pertanian dan hasil bumi lainnya melimpah, tanpa gangguan hama, dan pasokan air mencukupi.
Mas Bagus, tokoh masyarakat dan anggota BPD, menyampaikan apresiasinya kepada Pemerintah Desa dan seluruh masyarakat Desa Margahayu. Ia mengungkapkan kekagumannya terhadap kesemarakan dan rasa kekeluargaan yang terpancar dalam gelaran Ruwatan Bumi.
“Masyarakat tampak antusias mengikuti pawai keliling kampung, menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap tradisi leluhur,” ungkap Mas Bagus.
Tradisi Ruwatan Bumi di Desa Margahayu tidak hanya menjadi perayaan lokal, tetapi juga menciptakan ikatan batin dan rasa kebersamaan yang kuat di antara warganya. Acara ini menjadi bukti nyata bahwa kearifan lokal dan tradisi leluhur tetap hidup dan menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat. (dan)