PURWAKARTA-Anggota Komisi IX DPR RI drg. Putih Sari menyebutkan, remaja, terutama remaja putri memiliki peran penting dalam pencegahan stunting. Salah satunya, kata dia, dengan pemberian tablet tambah darah (TTD) kepada remaja putri yang dapat dikonsumsi satu tablet per pekan.
“Selain itu, menerapkan pola makan sesuai pedoman gizi seimbang dan melakukan olahraga atau aktivitas fisik secara rutin,” kata Putih Sari saat Kampanye Percepatan Penurunan Stunting bekerja sama dengan Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Jawa Barat yang digelar di GOR AFC Desa Ciwareng, Kecamatan Babakancikao, Kabupaten Purwakarta, Selasa (13/11).
Remaja putri, sambungnya, menjadi sasaran utama karena kelak mereka akan melahirkan generasi yang sehat dan bebas stunting. Karenanya, remaja putri harus memiliki pengetahuan dan pemahaman tentang penyebab stunting. “Upaya ini membutuhkan peran masyarakat untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat,” ujar Putih Sari.
Tak hanya itu, Putih Sari juga mengingatkan pentingnya tugas seorang ibu dalam mencegah stunting, baik melalui perilaku hidup sehat maupun melalui asupan gizi anak. Salah satunya dengan memberikan ASI eksklusif bagi bayi.
Baca Juga:Ketua Komisi A DPRD Kota Bandung, Rizal Khairul Minta Pegawai Pemerintah Berikan Pelayanan Terbaik untuk MasyarakatPoliteknik Negeri Subang Hadirkan Mesin Roaster Kopi dengan Metode Hot Air untuk UMKM Kopi Waglo
“ASI mengandung sejumlah nutrisi yang terkandung di dalam kolostrum ASI. Nutrisi tersebut adalah karbohidrat, protein, lemak, vitamin A, vitamin B kompleks, vitamin K, kalsium, kalium, zinc, dan lain sebagainya,” ucap Putih Sari.
Senada disampaikan Analisis Kerjasama Pendidikan Kependudukan BKKBN Provinsi Jawa Barat Sekar Andjung Trisnawati. Dirinya mengingatkan kepada para calon suami agar tidak merokok 73 hari sebelum pernikahan.
“Asap rokok bisa merusak sperma yang menyebabkan otak janin tidak berkembang. Asap rokok juga bisa menyebabkan saluran sperma tidak lancar jalannya ke dalam ovum wanita, sehingga mempengaruhi kualitas sperma yang akan menjadi janin bayi. Apabila janin bayi sudah tidak berkualitas, maka akan berpengaruh pada kondisi bayi saat lahir ke dunia,” kata Sekar.(add/ysp)