Politeknik Negeri Subang Hadirkan Mesin Roaster Kopi dengan Metode Hot Air untuk UMKM Kopi Waglo

Politeknik Negeri Subang Hadirkan Mesin Roaster Kopi dengan Metode Hot Air untuk UMKM Kopi Waglo
BANTU UMKM: POLSUB memfasilitasi UMKM Kopi Waglo di Kampung Bukanagara Desa Cupunagara, Kecamatan Cisalak, Kabupaten Subang, Jawa Barat dalam pengolahan biji kopi.
0 Komentar

Pihak owner pun juga sangat merasa terbantu dengan hadirnya mesin tersebut. Menurut Welly Tahyudin, selaku pemilik UMKM Kopi Waglo, adanya mesin roaster dengan metode hot air bisa mempercepat produksi kopi miliknya, sehingga hal itu bisa meningkatkan penjualannya.

“Kami memiliki Kopi Robusta dan Arabica, dan dengan mesin ini, proses penentuan level roasting bisa semakin mudah dan cepat,” jelas Welly.

Mesin Mampu Hasilkan Kematangan Kopi yang Sempurna

Inovasi alat roaster kopi dengan metode hot air dari Jurusan Teknik Mesin ini menggunakan sistem kontrol suhu dan artisan monitoring. Mesin tersebut menggunakan udara panas untuk menyangrai kopi dan prinsip kerja mesin tersebut dimulai dari pipa yang dipanaskan oleh api yang menyebabkan suhu naik.

Baca Juga:Pemuda asal Desa Tanggulun Timur Subang Jadi Duta Aksi NusantaraResmikan Kolam Retensi, Ketua DPRD Kota Bandung, Tedy Rusmawan: Meminimalisir Banjir Bagian Timur

Kemudian, di dalam pipa tersebut dihembuskan udara sehingga terjadi perubahan suhu udara, dan proses inilah yang dimanfaatkan untuk proses roasting. Lalu, untuk mencapai level kematangan yang merata, maka dibutuhkan pengadukan secara merata dan pengadukan yang dilakukan oleh mesin roasting hot air ini memanfaatkan udara yang dihembuskan oleh blower bertekanan tinggi sehingga dapat memutar kopi yang berada di dalam tabung roaster.

“Intinya alat roaster kopi ini menggunakan uap panas yang bertujuan memberikan kontrol yang lebih baik, penyangraian yang lebih merata, efisiensi yang lebih tinggi, mengoptimalkan hasil penyangraian biji kopi, dan menciptakan kualitas kopi yang lebih baik secara konsisten” ujar Roni Suhartono, salah satu dosen yang merancang alat tersebut.
Alat roaster yang dibuat oleh dosen dan mahasiswa POLSUB yang bekerjasama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Kabupaten Subang ini juga memiliki kelebihan dari mesin roaster kopi lainnya, yaitu bisa menghasilkan kematangan biji kopi yang merata karena biji kopi yang dihasilkan bersih dan terpisah dari kulit sehingga kopi hasil rosatingnya tidak membuat konsumen kembung dan mual.

“Mesin roaster kopi ini sangat mudah untuk dikontrol sehingga dapat menghasilkan kematangan biji kopi yang bervariasi dan waktu pengoprasian pun lebih cepat dibandingkan drum roaster,” tambah Roni.

Dosen yang juga menjadi pembimbing dalam pembuatan alat tersebut menambahkan bahwa mesin tersebut bekerja dengan suhu api sekitar 700 derajat celsius yang ditekan melalui pipa dan masuk ke bejana kopi yang ada di kaca, kemudian suhunya menjadi sekitar 200 – 300 derajat Celsius dan dipertahankan.

0 Komentar