Cegah Perundungan Terhadap Peserta Didik
NGAMPRAH-Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Bandung Barat (KBB) meluncurkan program Sekolah Ramah Anak (SRA) di tahun 2023. Hal itu sebagai upaya mencegah terjadinya perundungan terhadap peserta didik di lingkungan sekolah atau di luar sekolah.
Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) KBB Asep Dendi menjelaskan, sejumlah program resmi diluncurkan sebagai upaya nyata mengantisipasi sejumlah kasus kekerasan yang kerap terjadi di lingkungan sekolah. “SRA dibentuk sebagai upaya preventif menekan kasus perundungan. Selain itu, kehadiran SRA di satuan pendidikan upaya kita dalam melindungi hak anak,” kata Asep Dendih kepada wartawan, kemarin.
Asep menilai, perlindungan anak di sekolah harus menjadi fokus utama yang dilakukan oleh satuan pendidikan. Karena itu program tersebut harus dapat berjalan efektif. “Jangan sampai ada kekerasan fisik di lingkungan sekolah. Mau bagaimanapun pelajar merupakan generasi penerus bangsa yang harus dijaga sejak dini,” bebernya.
Menurutnya, di tahun ini selain menggencarkan program SRA. Dinas Pendidikan Bandung Barat juga mendorong sekolah-sekolah di KBB untuk menerapkan ekstrakurikuler hafidz Qur’an.
Baca Juga:Disdik Dorong Guru Manfaatkan Platform Merdeka Mengajar, Berikan Kemudahan Untuk Pahami Implementasi Kurikulum MerdekaRaperda Minuman Beralkohol Bahas Perizinan hingga Ketentuan Pidana
Program tersebut selain untuk mencetak generasi muda Bandung Barat mencintai Al-Qur’an, juga agar para siswa bisa mengurangi penggunaan gadget. “Manfaatnya banyak, dan program SRA serta ekstrakurikuler hafidz Qur’an sama-sama berkesinambungan dalam menekan maraknya aksi perundungan yang biasa dilihat melalui gadget,” jelasnya.
Sebelumnya, Pemkab Bandung Barat saat ini tengah membangun miniatur ka’bah di Komplek Perkantoran Pemda KBB, miniatur ka’bah ini dibangun dengan tujuan agar peserta didik dari berbagai jenjang bisa memanfaatkan waktu dengan hal yang lebih positif. “Di Bandung Barat ada ribuan PAUD, TK, SD, dan SMP. Semua peserta didik atau siswa bisa mengenal bagaimana cara manasik haji. Ini bagian dari pendidikan agama,” ujar Pejabat Bupati Bandung Barat, Arsan Latif beberapa waktu lalu.
Dengan adanya miniatur ka’bah ini, Arsan berharap manasik haji yang dilakukan para peserta didik atau calon jamaah haji dapat dilakukan secara terpusat. Selain itu, tidak dipungut biaya.
Dengan kehadiran miniatur ka’bah, ke depan ia mengatakan dapat meningkatkan ilmu pengetahuan bagi para siswa. “Miniatur kabah ini akan menjadi salah satu destinasi wisata religi yang dapat lebih memakmurkan Masjid Ash Shidiq yang ada di lingkungan Pemda,” tandasnya.(adv)