Oleh: Rendy Jean Satria
(Kritikus dan pengamat)
Teaterawan dan peneliti seni pertunjukan, Richard Schechner, dalam buku mewah berjudul Performance Studies: An Introduction, menekankan pentingnya teater sebagai ruang untuk menggali isu-isu sosial.
‘Bedol Desa’ naskah dan karya dari Iman Sholeh tersebut, mencoba menangkap esensi pesan ini dengan menampilkan realitas ketidaksetaraan sosial.
Pertunjukan tersebut, manggung dalam tajuk Invitation Teater Jilid 8, yang diselenggarakan Jurusan Teater ISBI Bandung, pada Minggu 20 November 2023.
Baca Juga:Manaker ingatkan Para Gubernur Segera Tetapkan UMP Tahun 2024 Selambat-lambatnya 21 NovemberGeger! Mahasiswi Unsri Meninggal di Kamar Kos Setelah Lakukan Aborsi
Saya menangkap, pertunjukan Bedol Desa, menjadi titik terang dalam eksplorasi ketidaksetaraan sosial di lingkungan desa, atau mereka yang termajinalkan.
Dengan pilihan naskah yang kuat, ISBI Bandung mendedikasikan panggungnya untuk memberikan suara bagi mereka yang kurang terdengar.
Esensi naskah ini akan menambahkan kedalaman emosional bagi penonton.
Dukungan pandangan dari teori seperti Schechner memperkuat peran seni pertunjukan sebagai cermin masyarakat yang menantang norma-norma sosial.
Saya menyoroti pendekatan kolektif teks yang diusulkan oleh Iman Sholeh, di mana para aktor terlibat penuh dalam teks dan menjadi bagian dari proses pembuatan naskah.
Pendekatan ini bisa dianggap sebuah iktiar Iman Sholeh dan kolega, dalam melihat isu-isu yang ada di masyarakat.
Melibatkan para aktor sebagai diri mereka sendiri, bukan dalam peran tertentu, dianggap dapat menciptakan kedekatan yang lebih kuat antara pemain dan penonton serta situasi peristiwa sosial.
Metode ini, tampaknya oleh Iman, dianggap sebagai cara untuk membawa elemen kemanusiaan lebih dekat ke dalam karya teater, mengundang penonton untuk merenung tentang perjalanan kreatif dari kata-kata tertulis hingga menjadi pengalaman hidup yang dipanggungkan.
Baca Juga:Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia: Timnas Indonesia Bertandang ke FilipinaMenhub Prediksi Wilayah dengan Mobilitas Tertinggi saat Libur Natal dan Tahun Baru
Seperti karya naskah sebelumnya, Iman Sholeh masih percaya kalau metode kolektif teks yang diusulkan dalam naskah Bedol Desa ini tampaknya menjadi sebuah eksplorasi menarik dalam melihat persoalan yang centang prenang di republik ini.
Metode ini juga diakui telah membentuk dasar bagi pertunjukan-pertunjukan gaya Iman Sholeh sebelumnya, seperti “Ode Kampung Kami” dan “Ode Air.”
Keberlanjutan inisiatif ini dianggap sebagai bukti seriusnya Komunitas CCL Bandung dalam menciptakan ruang teater yang lebih egaliter, namun tidak kehilangan taring kritisismenya.***