PASUNDAN EKSPRES – Menteri Perhubungan RI (Menhub) Budi Karya Sumadi meramalkan bahwa mobilitas masyarakat selama masa libur Natal dan Tahun Baru (Nataru) 2023/2024 diperkirakan akan meningkat dua kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya.
Prediksi ini didasarkan pada hasil survei yang dilakukan oleh Badan Kebijakan Transportasi (BKT) Kementerian Perhubungan secara daring, yang mengkaji potensi pergerakan masyarakat.
Menurut studi tersebut, jumlah mobilitas diperkirakan mencapai 107,63 juta orang atau sekitar 39,8 persen dari total populasi nasional.
Baca Juga:PT KAI Daop 3 Cirebon Sosialisasi Keselamatan di Perlintasan SebidangBahasa Indonesia jadi Bahasa Resmi dalam Sidang Umum UNESCO
Angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan pergerakan masyarakat selama Nataru tahun sebelumnya yang hanya mencapai 44,17 juta orang.
“Meningkatnya sangat signifikan, di atas seratus persen (143,65 persen),” ungkap Budi dalam keterangan pers yang disampaikan pada Senin (20/11/2023).
Berdasarkan data yang sama, setidaknya ada lima daerah dengan pergerakan terbesar, yaitu Jawa Timur sebanyak 17,54 juta orang (16,3 persen), Jabodetabek 14,81 juta orang (13,76 persen), Jawa Tengah (13,21 persen), Jawa Barat (10,3 persen), dan Sumatera Utara (6,93 persen).
Sementara itu, destinasi perjalanan terbesar adalah Jawa Timur dengan 16,34 juta orang (15,18 persen), Jawa Tengah 14,86 juta orang (13,8 persen), dan Jawa Barat dengan 11,62 persen atau sekitar 12,51 juta orang.
Mobilitas ke Jabodetabek diperkirakan mencapai 9,89 juta orang atau sekitar 9 persen, sedangkan ke DI Yogyakarta sebanyak 9,60 juta orang (8,92 persen).
Alasan utama masyarakat bepergian selama libur akhir tahun adalah untuk berwisata (45,29 persen), pulang kampung (30,15 persen), dan merayakan Nataru di kampung halaman (18,98 persen).
Dari segi moda transportasi, pilihan paling banyak adalah mobil pribadi dengan jumlah sekitar 39,97 juta orang (35,57 persen), diikuti oleh sepeda motor (17,92 persen), dan sisanya menggunakan transportasi umum.
Baca Juga:Puan Maharani dan Jokowi Pertama Bertemu Lagi Usai Gibran jadi CawapresNgaku Kenal Promotor, Ghisca Debora Aritonang Nekat Nipu Tiket Coldplay
Transportasi umum mencakup kereta api (13,16 persen), pesawat (11,9 persen), bus (10,94 persen), kapal penyebrangan (6 persen), dan kapal laut (3,4 persen).
“Melihat banyaknya pergerakan ke lokasi wisata dan penggunaan mobil serta motor pribadi, perlu disiapkan langkah pengaturan lalu lintas di titik-titik krusial,” kata Budi.
“Kami akan berkoordinasi intensif dengan pemerintah daerah, Kepolisian, pengelola jalan tol, BMKG, Badan SAR Nasional, dan unsur terkait lainnya,” tambahnya.