Proses pengolahan basah melibatkan pencucian buah kopi untuk menghilangkan getah dan lendir yang menempel, pengupasan kulit buah kopi, dan penjemuran biji kopi. Proses ini menghasilkan biji kopi yang memiliki rasa lebih bersih dan asam yang lebih rendah.
Proses pengolahan kering melibatkan penjemuran buah kopi langsung di bawah sinar matahari selama beberapa hari hingga kulit buah kopi mengering dan biji kopi dapat dipisahkan. Proses ini menghasilkan biji kopi yang memiliki rasa lebih kuat dan asam yang lebih tinggi.
Setelah biji kopi selesai diolah, biji kopi kemudian disortir berdasarkan ukuran dan kualitasnya. Biji kopi yang berkualitas tinggi kemudian dijual ke berbagai tempat, baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Baca Juga:Potensi Perkebunan Kopi di Subang Menembus Pasar InternasionalKalender Jawa 2024: Akses Praktis untuk Menentukan Hari Baik
Kopi Subang banyak diminati oleh konsumen di dalam negeri, seperti Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Kopi Subang juga banyak diminati oleh konsumen di luar negeri, seperti Timur Tengah, Eropa, dan Amerika.
Kehadiran petani kopi Subang telah memberikan kontribusi yang besar terhadap perekonomian daerah. Kopi Subang telah menjadi salah satu komoditas ekspor andalan daerah, menghasilkan devisa yang tidak sedikit bagi masyarakat Subang.
Lebih dari sekedar komoditas pertanian, kopi Subang telah menjadi simbol identitas dan budaya masyarakat Subang. Kopi Subang telah merekatkan hubungan antar masyarakat, menjadi bagian dari tradisi dan kearifan lokal yang diwariskan dari generasi ke generasi.
Oleh karena itu, peran petani kopi Subang dalam melestarikan cita rasa asli Jawa Barat perlu terus didukung dan diapresiasi. Melalui tangan-tangan terampil mereka, kopi Subang akan terus menjadi warisan berharga yang dicintai oleh masyarakat di seluruh dunia.