Komisi III DPRD Kabupaten Karawang Pertanyakan Kondisi TPAS Jalupang Pasca Kebakaran

Komisi III DPRD Kabupaten Karawang Pertanyakan Kondisi TPAS Jalupang Pasca Kebakaran
0 Komentar

KARAWANG Komisi III DPRD Kabupaten Karawang menyampaikan keprihatinan dan pertanyaan terkait kondisi Terpadu Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Jalupang setelah mengalami kebakaran beberapa waktu lalu. Hal ini diungkapkan dalam Kunjungan Kerja Komisi III DPRD Kabupaten Karawang ke Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat pada Jumat (24/11/2023).

Dalam kegiatan tersebut, terungkap bahwa upaya pemadaman dan antisipasi kebakaran masih terus dilakukan di TPAS Jalupang. Dua area antisipasi dan pemadaman dibedakan, salah satunya dengan menimbun sampah basah dan yang lainnya menggunakan alat pemadam dengan kerja ekstra.

“Kami masih terus melakukan upaya pemadaman dan antisipasi di TPAS Jalupang. Area satu kami timbun dengan sampah basah dan area dua masih dengan alat pemadam, tentunya dengan kerja ekstra,” ungkap Kepala DLH Karawang, Wawan Setiawan.

Baca Juga:Polsek Kolaborasi Bersama Puskesmas Cibogo Lakukan Pemeriksaan Kesehetanan Penyelenggara PemiluGramedia Resmi Hadir di Resinda Park Mal Karawang

Wawan menekankan bahwa upaya pemadaman dilakukan terutama pada malam hari, mengingat kesulitan yang dihadapi pada siang hari akibat terik dan arus angin kencang.

Lebih lanjut, Wawan memberikan data mengenai pasien yang terdampak kebakaran TPAS Jalupang, termasuk pasien yang berobat ke puskesmas dan RSUD Jatisari.

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Komisi III DPRD Kabupaten Karawang, H. Endang Sodikin, meminta agar DLH melakukan penyisiran terhadap masyarakat yang terdampak kebakaran TPAS Jalupang, tidak hanya di empat desa terdekat tetapi juga desa-desa di sekitarnya.

“Tolong disisir kembali beberapa desa yang berada di dekat area Jalupang, bukan hanya di empat desa terdekat saja, tapi juga desa-desa di Kecamatan Kotabaru, Tirtamulya, Cikampek, dan Jatisari,” ujar Kang HES.

Kang HES juga menekankan pentingnya optimalisasi Bank Sampah sebagai upaya meminimalisir jumlah sampah yang dibuang ke Jalupang. Selain itu, dia meminta adanya metode-metode inovatif dalam penguraian sampah untuk mempercepat proses penguraiannya.

“Diharapkan ada terobosan dan metode-metode baru dalam upaya penguraian sampah, baik itu sampah organik maupun non organik. Misalkan dengan memanfaatkan mikroba yang dicampur dengan sejumlah zat yang dapat mengurai sampah organik lebih cepat dari proses alamiah, dan memanfaatkan sampah non organik seperti plastik menjadi produk bernilai ekonomis,” katanya.(ddy/ded)

0 Komentar