PASUNDAN EKSPRES – Penemuan kasusu baru yang kembali dilaporkan mengenai pnemunia misterius yang mengakibatkan beberapa rumah sakit memiliki antrian yang tidak bisa dihindari.
Temuan awal ini berbarengan dengan peningkatan kasus influenza. Namun tidak sedikit yang khawatir kemunculan penyakit ini akan berkaitan dengan pandemi baru.
Sebab, November 2019 lalu, Wuhan juga melaporkan pneumonia misterius yang kemudian menjadi pandemi COVID-19.
Baca Juga:Resep Japanese Fluffy Pancake yang Sedang Trend, Rasa Enak dan Lembut yang Bikin KenyangTips Jitu Mengusir Nyamuk dan Serangga yang Ada di Mobil
Pakar epidemiologi dari Universitas griffith Australia Dicky Budiman menyebutkan laporan ini sangat perlu ditanggapi dengan serius karna gejala yang dilaporkan cukup ringan hingga sedang.
“Kalau belum ada penyebabnya, mungkin ini bakteri atau virus baru, atau adanya satu kondisi bakteri yang resisten, tapi kondisi undiagnosed, tidak terdiagnosanya pneumonia, ini tanda kewaspadaan,” Kata Dicky yang telah kami kutip dari detikhealth
Pasien harus mengirimkan sampel, yang kemudian dianalisis untuk menentukan kemungkinan pasti penyebab dari pneumonia misterius.
Dickey mengatakan pemerintah China harus terus menjaga keterbukaan informasi.
Namun, informasi tersebut jangan dibarengi dengan kepanikan.
“Jangan juga menjadi bentuk kepanikan, karena kita masih harus menyikapinya dengan hati-hati, di belahan dunia sana, utara khususnya, sedang musim dingin. Artinya potensi meningkatnya infeksi saluran pernapasan sangat tinggi jelang periode musim dingin,”
“Sama seperti jelang kemunculan COVID-19 itu juga di November, Desember, kondisi ini juga memicu peningkatan kasus saluran napas seperti ini,” sorotnya.
Mengutip keterangan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dicky menjelaskan, para ahli masih mempelajari pola penyebaran pneumonia yang belum diketahui penyebabnya.
Satu hal yang pasti, risiko terjadinya pandemi tidak bisa dihindari. Namun ada kabar baik bila membandingkan pengawasan awal wabah kasus pneumonia misterius ini dengan November 2019.
Baca Juga:Bikin Emosi! Cerita Jesica Iskandar Mengenai Penipu yang Tiba di BandaraResep Jajanan Tradisional Barongko, Rasa Legit dan Nikmat Bikin Nostalgia
“Potensinya masih 50:50 (menjadi pandemi) walaupun harapannya tentu tidak ya, tapi kabar baiknya adalah ini tidaklah separah seperti kasus Wuhan pertama, tidak ada kematian, kasusnya mild pada anak-anak,
“Iya anak-anak memang paling rentan, beda dengan kasus Wuhan, itu pertama menginfeksi semua kelompok usia, jadi bukan hanya kelompok-kelompok tertentu artinya jelas sekali kebaruannya,” pungkas dia.