PASUNDAN EKSPRES – Dalam setiap langkah kehidupan, terdapat risiko yang mengintai, dan bagi kita semua, risiko terkena Demensia Alzheimer adalah kenyataan yang tidak bisa diabaikan.
Meskipun biasanya menyerang mereka yang telah melangkah usia di atas 60 tahun, tak terelakkan bahwa seseorang di usia muda juga dapat didiagnosis menderita penyakit ini, sebuah fenomena yang dikenal sebagai Young Onset Dementia (YOD) atau Early Onset Dementia (EOD).
Demensia Alzheimer, bersama dengan jenis demensia lainnya, adalah penyakit yang erat kaitannya dengan gangguan dan penurunan fungsi kognitif otak manusia.
Baca Juga:Menyusuri Kengerian di Balik Layar Lebar: Jejak Destinasi Syuting Misterius Film Horor IndonesiaTips Diet untuk Kamu yang Malas Olahraga, Efektif Efisien!
Penderita menghadapi tantangan serius berupa penurunan daya ingat, kemampuan berkomunikasi, dan perubahan perilaku, yang berdampak signifikan dalam kehidupan sehari-hari, terutama dalam hal komunikasi, berpikir, bersosialisasi, dan daya ingat.
Gangguan memori dan fungsi otak pada usia produktif sering dikaitkan dengan Functional Cognitive Impairment (FCI), yang dapat dipicu oleh pekerjaan yang menantang dan akumulasi stres.
Ironisnya, upaya untuk fokus dalam pekerjaan dapat berujung pada dampak buruk, bahkan hingga menyebabkan gangguan mood seperti depresi.
Bagi mereka yang berusia 20-an atau mengalami Young Onset Dementia (YOD), penyebab umum gangguan memori adalah Mild Cognitive Impairment (MCI), yang melibatkan kerusakan kognitif ringan menyebabkan kesulitan mengingat informasi atau berpikir jernih.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa individu dengan MCI memiliki risiko lebih tinggi untuk berkembang menjadi penderita Alzheimer.
Dunia menyaksikan peningkatan dramatis dalam kasus Demensia Alzheimer, dengan sekitar 10 juta kasus baru setiap tahunnya.
Data dari Alzheimer’s Disease International dan World Health Organization pada tahun 2017 mencatat bahwa sekitar 46,8 hingga 50 juta orang di dunia telah didiagnosis dengan demensia.
Baca Juga:K3Mart SCBD: Sensasi Belanja ala Korea Selatan yang Viral di Jakarta5 Bisnis Mama Rieta Ibu Nagita Slavina, Pantesan Tajir Melintir
Di Indonesia, perkiraan pada tahun 2016 menunjukkan sekitar 1,2 juta orang menderita demensia Alzheimer, yang diperkirakan akan meningkat menjadi 2 juta pada tahun 2030 dan mencapai 4 juta pada tahun 2050.
Tantangan tidak hanya mencakup dampak kesehatan, tetapi juga beban finansial yang membebani individu dan masyarakat.
Biaya penanganan dan pengobatan Demensia Alzheimer sangat tinggi dan terus meningkat, terutama di Asia, di mana kurangnya pemahaman dan sumber daya untuk pendamping Orang Dengan Demensia (ODD) memicu peningkatan biaya.