Pemahaman dan Solusi untuk Demensia Alzheimer

Pemahaman dan Solusi untuk Demensia Alzheimer
0 Komentar

Mendengar pengalaman nyata dari keluarga yang menghadapi Demensia Alzheimer memberikan wawasan yang mendalam.

Seorang penderita yang berhasil melewati tahap kedua dari penyakit ini adalah mertua Ibu Dewi Lestari, yang mengalami perubahan mencolok setelah menjalani terapi menggunakan suplemen kesehatan otak Mindlab.

Mindlab, sebuah suplemen herbal berbahan dasar ekstrak Gingko Biloba dan Centella Asiatica, dirancang untuk meningkatkan sirkulasi darah ke otak, memperbaiki daya ingat, dan merangsang kinerja otak secara keseluruhan.

Baca Juga:Menyusuri Kengerian di Balik Layar Lebar: Jejak Destinasi Syuting Misterius Film Horor IndonesiaTips Diet untuk Kamu yang Malas Olahraga, Efektif Efisien!

Pengalaman ini mendorong Ibu Dewi untuk memperjuangkan isu penting mengenai Demensia Alzheimer.

Langkah berikutnya membawa Ibu Dewi kepada Profesor Felix Huang, seorang ahli Neurologi di West China Hospital, Sichuan University.

Dalam wawancara, Profesor Huang memberikan penjelasan mendalam tentang demensia dan solusi yang dapat membantu.

Reporter: “Apakah kita berpotensi mengidap demensia di usia muda?”

Profesor Huang: “Demensia dapat terjadi pada siapa saja, tetapi risikonya bertambah dengan bertambahnya usia.

Kebanyakan orang yang menderita Demensia adalah orang tua, tetapi penting diingat bahwa kebanyakan orang yang tua tidak menderita Demensia.

Ini bukan bagian biasa dari penuaan, tetapi disebabkan oleh penyakit di otak.”

Reporter: “Apa ada gejala khusus dari Demensia ini?”
Profesor Huang: “Tiap pengidap demensia bisa mengalami gejala yang berbeda-beda tergantung penyebabnya.

Baca Juga:K3Mart SCBD: Sensasi Belanja ala Korea Selatan yang Viral di Jakarta5 Bisnis Mama Rieta Ibu Nagita Slavina, Pantesan Tajir Melintir

Namun, sindrom ini tidak hanya akan memengaruhi kognitif pengidap, tapi juga psikologisnya.

Dari segi kognitif, gejala demensia yang biasanya akan dialami pengidap lansia seperti hilang ingatan, konsentrasi menurun, sulit berkomunikasi, sulit berbahasa, tidak mampu memecahkan masalah atau merencanakan sesuatu.

Pada kondisi yang sudah parah, pengidap bisa mengalami gejala berupa kelumpuhan di salah satu sisi tubuh, tidak mampu menahan hasrat buang air kecil, serta napsu makan berkurang dan sulit menelan.”

Reporter: “Dapatkah kita pulih dari Demensia?”
Profesor Huang: “Pengidap Demensia akan mengalami gejala sesuai area otak yang mengalami kerusakan.

Demensia umumnya berkembang secara progresif. Namun, ada juga kondisi lain yang menyerupai demensia yang sifatnya sementara dan dapat dipulihkan.”

Reporter: “Apakah ada formula khusus yang bisa mencegah dan mengobati demensia?”

0 Komentar