PASUNDAN EKSPRES-Pemerintah Republik Indonesia melalui Kementrian Kesehatan mulai melaukan inovasi menekan penyebaran demam berdarah dengue (DBD) dengan nyamuk Wolbachia.
Program ini merupakan metode yang dikembangkan World Mosquito Program (WMP), perusahaan non-profit milik Monash University. Tujuan program ini ntuk mengendalikan penularan virus dengue dan melindungi komunitas global dari penyakit yang ditularkan nyamuk, termasuk penyakit DBD.
Namun, Penyebaran nyamuk Wolbachia untuk mengendalikan kasus demam berdarah dengue (DBD) ini menuai polemik. Sejumlah pihak mengkhawatirkan penebaran jentik nyamuk Wolbachia akan berdampak buruk terhadap kesehatan masyarakat.
Baca Juga:KPU Ingatkan Parpol Laporkan Dana Kampanye lewat SikadekaKorpri Subang Komitmen Netral dalam Pemilu 2024
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, dr. Maxi menanggapi hal ini menyampaikan, penanganan atau pemberantasan DBD menggunakan nyamuk Wolbachia di Kabupaten Subang belum dilakukan.
“Kami masih menunggu arahan dari Kemenkes RI, karena uji coba ini baru dilakukan di 5 kota besar. Kalau seandainya itu berhasil dan akan dilakukan di Kabupaten, untuk Subang sendiri saya rasa ini metode baik,” ungkapnya.
Maxi mengatakan, saat ini jentik nyamuk Wolbachia sudah disebar di lima kota endemis DBD di Indonesia, yaitu Semarang, Bali, Bandung, Jakarta Barat dan Bontang.
“Menurut saya hal ini dapat memberikan hasil yang baik untuk menurunkan angka insiden demam berdarah dan menurunkan angka pasien yang dirawat karena DBD,” ujarnya.
Hingga bulan Oktober 2023 Dinas Kesehatan Kabupaten Subang mencatat 351 kasus demam berdarah dengue (DBD), sedangkan total tahun lalu 282 kasus.
Kemudian, pasien yang meninggal karena DBD di tahun 2023 berjumlah 5 orang, 2 diantaranya merupakan warga Kecamatan Cibogo, kemudian Kecamatan Compreng, dan Kecamatan Subang. Jika tahun 2022 pasien meninggal akibat DBD tercatat berjumlah 6 orang.
Maxi menjelaskan, Wolbachia adalah bakteri yang sengaja disuntikan ke nyamuk aedes aegypti penyebab demam berdarah. Wolbachia sendiri merupakan jenis bakteri yang bisa hidup di sel-sel serangga. Tapi, bakteri ini tidak bisa menular ke manusia.
Baca Juga:Dijanjikan jadi Satpam, Ratusan Orang di Karawang Tertipu hingga Jutaan RupiahMulai Tanggal Seginin, Kendaraan Menunggak Pajak Tidak Bisa Isi BBM Subsidi di SPBU Jawa Barat
“Karena Wolbachia ini bukan nyamuk baru, bukan nyamuk rekayasa genetika. Ini adalah nyamuk yang ditularkan bakteri Woobachia didalamnya. Dimana bakteri yang sudah ada diberbagai serangga dan kebetulan setelah diteliti jika bakteri ini ada di nyamuk aedes aegypti akan membuat nyamuk aedes aegypti ini mati,” jelasnya.