PASUNDAN EKSPRES- Berikut Peningkatan Kasus Covid-19 di Singapura pada periode 19-25 November 2023.
Sementara situasi Covid-19 telah menunjukkan penurunan dalam setahun terakhir, Singapura mengalami lonjakan tajam dalam kasus pada periode 19-25 November 2023.
Dengan angka yang melonjak dua kali lipat menjadi 22.094 kasus, hal ini menjadi sorotan utama di tengah kebijakan penghapusan kewajiban penggunaan masker di Indonesia.
Baca Juga:Cara Membuat Cheese Roll dari Kulit LumpiaResep Cheese Roll Stick, Camilan Gurih dan Enak yang Mudah Dibuat
Menurut Kementerian Kesehatan Singapura, lonjakan ini mungkin disebabkan oleh musim perjalanan akhir tahun dan penurunan kekebalan penduduk.
Meskipun ada kenaikan kasus, jumlah rawat inap akibat Covid-19 tetap stabil, menurut otoritas kesehatan setempat. Mereka menekankan pentingnya kelanjutan vaksinasi untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Singapura sendiri tetap memantau subvarian EG.5 dan sub-garis keturunan HK.3 sebagai varian utama, namun belum ada bukti bahwa varian ini lebih menular atau menyebabkan penyakit lebih parah.
Peningkatan kasus ini terjadi enam bulan setelah WHO menyatakan berakhirnya pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama tiga tahun.
Meskipun beberapa negara, seperti AS dan Uni Eropa, telah lebih dulu mengumumkan berakhirnya pandemi pada April 2022, Singapura dan beberapa negara lainnya masih melaporkan lonjakan kasus terbaru.
Di Indonesia, Presiden Joko Widodo mengumumkan berakhirnya pandemi pada Juni lalu, mengacu pada angka kasus harian mendekati nol dan angka imunitas masyarakat yang tinggi.
Sementara Singapura mencatat lonjakan kasus Covid-19, mereka menegaskan bahwa tidak ada peningkatan signifikan dalam penyakit pernapasan parah, termasuk pada kasus yang melibatkan anak-anak.
Baca Juga:Resep Cromboloni Simpel 3 Bahan, Enak dan Mudah DibuatMenghasilkan Keuntungan dengan 3 Resep Kue Apem Kukus yang Lezat dan Siap Dijual
Dalam beberapa waktu terakhir, China melaporkan lonjakan kasus pneumonia, terutama pada anak-anak yang terkena influenza dan infeksi bakteri umum, termasuk pneumonia mikoplasma.
Situasi ini menunjukkan bahwa walaupun banyak negara telah mengumumkan berakhirnya pandemi, lonjakan kasus tertentu masih menjadi perhatian khusus bagi otoritas kesehatan global.