Oleh: Widi Rahmawati Drajat
Pendidikan Matematika, Universitas Pendidikan Indonesia
Realisme tidak langsung adalah pemahaman pengetahuan persepsi secara tidak langsung (yang ditangkap oleh panca indera) dan membuat kesimpulan atas informasi. John Locke (1632 – 1704) seorang filsuf yang mendukung realisme tidak langsung, beliau membagi ke dalam dua bentuk kualitas, yaitu kualitas primer dan kualitas sekunder.
Warna termasuk ke dalam kualitas sekunder yang artinya merupakan informasi suatu objek tergantung dari pengamat atau yang melihat objek tersebut. Persepsi terhadap warna dapat dilihat dari:
- Aspek panca indera, yaitu sensasi rasa yang timbul dari penglihatan terhadap warna
- Aspek budaya, meliputi makna warna budaya (makna secara umum menurut budaya)
Selain termasuk ke dalam kualitas sekunder, warna juga dapat dilihat sebagai elemen desain yaitu sensasi yang ditimbulkan dari cahaya yang tertangkap oleh mata, dan diinterpretasikan otak hingga membentuk makna tertentu. Warna dapat memberikan efek tertentu dan memiliki kekuatan untuk mengkonstruksi pesan secara visual.
Baca Juga:Pendidikan ala Ki Hadjar Dewantara: Pendidikan yang MemerdekakanAnalisis Kesesuaian Perubahan Kurikulum dengan Mata Pelajaran Geografi
Warna terdiri dari warna dasar dan gabungan beberapa warna dasar yang menghasilkan warna baru berdasarkan komposisi warna yang telah dibuat. Komposisi warna merupakan campuran/susunan warna-warna yang diatur untuk menciptakan warna-warna harmonis dalam sebuah desain atau untuk tujuan tertentu, dengan menggunakan dua, tiga, atau empat warna yang saling berdekatan atau saling berlawanan di dalam lingkaran warna yang disebut skema warna (color scheme).
Objek yang sama dalam perbedaan warna memberi kesan yang berbeda bagi yang melihat, seperti warna merah lebih populer untuk wanita sedangkan warna biru lebih populer untuk pria, mayoritas anak-anak menyukai warna terang atau warna kontras, remaja lebih menyukai warna-warna dengan salah satu warna dominan, kalangan dewasa lebih menyukai warna-warna pastel, dan para orang tua biasanya menyukai warna yang lebih kea rah warna sejuk.
Bukan hanya sebagai pajangan secara visual saja, masing-masing warna mempunyai arti yang cukup penting, misalnya warna hitam dan putih bagi provinsi Bali memiliki peranan tertentu sebagai simbol rwa bhineda, yaitu perbedaan yang mengatur keseimbangan dunia (dua sisi kehidupan, baik-buruk, terang-gelap). Warna-warna simbolis masih dipergunakan oleh Sebagian adat Sunda, seperti putih, merah, kuning. Warna putih sebagai pakaian pengantin, warna merah putih untuk upacara resmi, warna kuning untuk nasi kuning.