Teknologi: Merusak Perkembangan Kognitif?

Teknologi: Merusak Perkembangan Kognitif?
0 Komentar

Seiring kemajuan teknologi, muncul pertanyaan etis dan filosofis tentang bagaimana kita harus berinteraksi dengan teknologi ini. Haruskah kita bergantung sepenuhnya pada teknologi untuk kebutuhan kognitif kita, atau haruskah kita  mempertahankan keterampilan kognitif dasar tanpa  teknologi? Ketergantungan ini terjadi ketika kita menjadi terlalu bergantung pada teknologi untuk mempertahankan pengetahuan kita. Hal ini tidak bertentangan dengan penggunaan teknologi dalam kehidupan sehari-hari. Sebaliknya, ini  merupakan peringatan untuk tidak hanya mengandalkan teknologi. Orang pintar selalu waspada terhadap ketergantungan yang berlebihan pada teknologi dan berusaha memastikan  mereka memiliki keterampilan dan pengetahuan dasar, namun tidak semuanya. Penting untuk diingat bahwa ada perbedaan yang signifikan antara mengandalkan teknologi untuk melakukan tugas tertentu dan mengandalkan teknologi untuk menjaga kecerdasan. Meskipun beberapa keterampilan kognitif dapat digantikan oleh otomatisasi atau teknologi, hal yang sama tidak berlaku untuk kebijaksanaan dan kemampuan intelektual. Ini menjelaskan konsep kebijaksanaan intelektual. Kebijaksanaan intelektual mencakup serangkaian ciri atau karakteristik  kognitif yang memengaruhi cara orang memproses informasi, membentuk keyakinan, dan menangani pengetahuan. Ini bukan  sekedar kemampuan kognitif; tetapi juga memiliki aspek moral dan motivasi. Orang yang bijaksana secara intelektual tidak hanya memiliki kemampuan kognitif yang lebih baik, tetapi juga memiliki keinginan untuk mencari kebenaran, memeriksa bukti, dan jujur ​​dalam penilaian intelektualnya.

 

Referensi:

Carr, Nicholas, (2011), The Shallows: What the Internet Is Doing to Our Brains, (New York: W. W. Norton & Company)

Pritchard, Duncan, (2018), What Is This Thing Called Knowledge? New York: 711 Third Avenue, Fourth Edition

Laman:

1 2
0 Komentar