PASUNDAN EKSPRES- Istilah “Wakanda” mulai populer di Indonesia pada tahun 2018, setelah film “Black Panther” dari Marvel Studios dirilis. Film ini menceritakan tentang sebuah negara fiktif di Afrika bernama Wakanda, yang kaya akan sumber daya alam dan teknologi.
Awalnya, istilah “Wakanda” digunakan oleh netizen Indonesia untuk menggambarkan impian mereka akan Indonesia yang makmur dan maju. Namun, seiring berjalannya waktu, istilah ini mulai digunakan dengan konotasi negatif.
Pada tahun 2022, istilah “Wakanda” sempat menjadi trending topic di Twitter. Hal ini disebabkan oleh kekecewaan masyarakat Indonesia atas berbagai kebijakan pemerintah, seperti kenaikan harga bahan bakar dan listrik, serta kasus korupsi yang marak terjadi.
Baca Juga:Resep Tumis Kangkung Saus Tiram yang Lezat dan SederhanaLima Mayat Ditemukan di Lantai 15 Kampus Unpri Medan
Dalam konteks ini, istilah “Wakanda” digunakan untuk menggambarkan Indonesia yang kaya akan sumber daya alam, tetapi tidak mampu mengelolanya dengan baik. Indonesia juga sering digambarkan sebagai negara yang korup dan penuh dengan konflik.
Selain itu, istilah “Wakanda” juga digunakan untuk menggambarkan masyarakat Indonesia yang masih terbelakang dan tidak memiliki rasa nasionalisme. Hal ini tercermin dari banyaknya kasus korupsi, kriminalitas, dan perilaku tidak terpuji lainnya yang terjadi di Indonesia.
Sebenarnya, Wakanda adalah sebuah negara yang makmur dan maju. Namun, dalam konteks Indonesia, istilah “Wakanda” digunakan dengan konotasi negatif. Hal ini disebabkan oleh berbagai masalah yang dihadapi oleh Indonesia, seperti korupsi, kemiskinan, dan konflik.
Alasan Penggunaan Istilah Wakanda
Ada beberapa alasan mengapa netizen Indonesia menggunakan istilah “Wakanda” untuk menggambarkan Indonesia. Berikut ini adalah beberapa alasan tersebut:
- Untuk menghindari Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE). Undang-Undang ITE mengatur tentang informasi dan transaksi elektronik, termasuk konten yang dianggap sebagai ujaran kebencian atau SARA. Dengan menggunakan istilah “Wakanda”, netizen Indonesia dapat mengkritik pemerintah atau perilaku masyarakat Indonesia tanpa khawatir akan dituntut oleh hukum.
- Untuk menggambarkan kekecewaan terhadap pemerintah dan masyarakat Indonesia. Netizen Indonesia sering menggunakan istilah “Wakanda” untuk menggambarkan kekecewaan mereka atas berbagai kebijakan pemerintah, seperti kenaikan harga bahan bakar dan listrik, serta kasus korupsi yang marak terjadi. Selain itu, istilah ini juga digunakan untuk menggambarkan masyarakat Indonesia yang masih terbelakang dan tidak memiliki rasa nasionalisme.
- Untuk menunjukkan rasa humor. Beberapa netizen Indonesia menggunakan istilah “Wakanda” untuk menunjukkan rasa humor mereka. Mereka menganggap bahwa Indonesia adalah sebuah negara yang kaya akan sumber daya alam, tetapi tidak mampu mengelolanya dengan baik.