Oleh: Nilah Karnilah S.Pd
Mahasiswi Pasca Sarjana UPI, Guru Matematika SMPN 1 Cimaung, Kab.Bandung
Pengetahuan adalah kekayaan tak ternilai yang dimiliki oleh manusia. Dengan pengetahuan, manusia dapat memahami dunia di sekitarnya, memecahkan permasalahan, dan terus berkembang. Namun, dari mana sebenarnya asal-usul pengetahuan? Artikel ini akan membahas dari mana pengetahuan manusia berasal hingga menjadi bagian integral dalam kehidupan manusia.
Dalam buku yang berjudul “What is this thing called knowledge? yang ditulis Duncan Pritchard, terdapat dua konsep utama yang mendefinisikan cara kita memperoleh pengetahuan, yaitu apriori (sebelum pengalaman) dan aposteriori (setelah pengalaman). Pengetahuan apriori merujuk pada pengetahuan yang diperoleh sebelum atau tanpa pengalaman indra (melihat, mencium, menyentuh, mengecap, mendengar), tetapi melalui akal/logika saja. Ini berarti bahwa pengetahuan tersebut ada di dalam pikiran manusia tanpa memerlukan pengamatan atau pengalaman langsung dengan objek atau kejadian tertentu. Contoh sederhana pengetahuan apriori adalah pengetahuan matematika, yaitu penjumlahan dua buah bilangan. Katakanlah 120+180=300, kita dapat berfikir menggunakan alasan (aturan matematika) dan rasionalitas kita, sehingga 120+180=300 benar berdasarkan alasan, bukan dari pengalaman indra.
Baca Juga:Pemikiran Holistik K.H. Ahmad Dahlan: Kontribusi Besar dalam Pendidikan IndonesiaKepala Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, Asep Hajar Minta Maaf Atas Perilaku ANT
Di sisi lain, pengetahuan aposteriori merujuk pada pengetahuan yang diperoleh setelah atau melalui pengalaman indra yang kita miliki. Kita harus ke dunia nyata (baik secara langsung maupun tidak langsung) dan memverifikasi apakah pernyataan tertentu itu benar atau tidak. Contoh pengetahuan aposteriori adalah ilmu pengetahuan alam, yaitu gaya gravitasi Bumi. Melalui pengamatan dengan melepaskan sebuah benda dari ketinggian tertentu, maka benda tersebut akan jatuh tertarik ke pusat bumi.
Meskipun konsepnya berbeda, pengetahuan apriori dan aposteriori bersifat saling melengkapi. Pengetahuan apriori memberikan kerangka dasar, sementara pengetahuan aposteriori memberikan konfirmasi konkret. Contoh berikut menunjukkan cara keduanya bekerja sama untuk mencapai kesimpulan yang akurat.
“Seorang detektif sedang menyelidiki kasus pembunuhan yang terjadi di sebuah rumah. Ia memiliki seorang saksi yang menyatakan bahwa Irfan (katakanlah salah satu tersangka) berada di kantor pada saat pembunuhan terjadi”. Kesimpulan apa yang akan diperoleh detektif tersebut?