oleh: Sarto, S.Pd.
(Guru geografi SMA N 1 Karanggede,Boyolali)
Analisis Geogarfi yang menitikberatkan interaksi manusia terhadap lingkugannya baik fisikal maupun social secara keruangan terhadap fenomena tersebut, sebagai berikut ;
Sebagai bentuk interaksi antara manusia dengan lingkungan bahwa penduduk di dukuh tersebut merespon sampah rosok menjadi hal yang positif sebagai komoditas yang memiliki nilai jual melalui pengolahan. Hal ini dalam konsep geografi memiliki keunggulan komperatif potensi desa, yakni sementara sebagian besar orang menganggap sampah/rosok tidak berguna dan bernilai ekonomi rendah, sedangkan di Dukuh Sirah sampah/rosok memiliki nilai kegunaan yang berbeda dengan sebagian besar orang. Sampah/rosok diubah menjadi komoditas yang bernilai ekonomi lebih tinggi. Dari segi ketersediaan bahan baku, sampah/rosok cenderung stabil tersedia bahkan meningkat, hal ini dikarenakan oleh kecenderungan kemajuan social-budaya-dan teknologi penduduk sekarang menggunakan barang-barang pabrikan yang bersifat praktis dan ekonomis untuk kegiatan produksi maupun konsumsi. Pasar bebas yang berjalan juga mempengaruhi ketersediaan bahan rosok/sampah yakni berbagai macam produk, merk dan kualiatas barang pabrikan membanjiri Indonesia. Bagi barang-barang yang dalam tanda kutip kurang berkualitas ditawarkan dengan harga yang relative lebih murah atau terjangkau oleh masyarakat, konsekuensinya kurang awet atau cepat rusak dan akhirnya menjadi barang rosok/sampah. Kemudian diolah masuk ke pabrik lagi untuk konsumsi masyarakat. Siklus ini sesuai dengan konsep recycle, tetapi masyarakat yang menerima pelayanan hanya bersifat konsumtif saja, sebaliknya para pengusaha dapat memperoleh keuntungan yang berlipat dari proses ini. Di sisi lain kegiatan ini sangat bermanfat bagi berjalannya roda ekonomi masyarakat kita ekonomi menengah ke bawah, bahkan lebih dekat dikatakan sebagai pro rakyat.
Tinjauan lingkungan fisik ; pada tahap pengeringan pada musim hujan lokasi Dukuh Sirah diuntungkan karena berada pada lereng perbukitan Gunung Madu dengan kemiringan lereng mengarah ke selatan, dan posisi sinar matahari cenderung dari arah selatan. Factor yang kedua pada musim kemarau angina muson datang dari arah selatan ke utara yang akan mendukung proses pengeringan. Dari sisi lingkungan, pengolahan sampah merupakan tindakan yang bijaksana dan bernilai amal ibadah dalam berperan mengatasi permasalahan lingkungan dalam hal pertumbuhan sampah dalam 2 dekade ini baik dalam skala local maupun regional. Lebih dari itu pengolahan sampah yang dilakukan oleh warga Dukuh Sirah, Desa Kedunglengkong, Kecamatan Simo, Kabupaten Boyolali banyak memberikan manfaat ekonomi, kesejahteraan keluarga, dan penyerapan tenaga kerja, sehingga berpartisipasi dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mengatasi pengangguran. Dari segi social-ekonomi umumnya warga penduduk pelaku usaha olahan rosok, kondisi fisik rumah mereka baik, dengan fasilitas memiliki kendaraan dan armada angkutan. Dari kondisi tersebut dapat disimpulkan kesejahteraan mereka termasuk tinggi.