Memotret Perjalanan Implementasi Kurikulum Merdeka

Memotret Perjalanan Implementasi Kurikulum Merdeka
0 Komentar

Disisi lain implementasi P5 (Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila) juga tak jauh berbeda dengan dua hal diatas. Pelaksanaannya sangat tergantung pemahaman dan keakifan guru yang bersangkutan yang tentunya dilandasi oleh kemampuan dalam menangkap pesan akan pentingnya P5 ini. Pemahaman guru banyak yang belum utuh tentang P5, sehingga tidak jarang mereka juga merasa tak penting akan adanya P-5 tersebut walau pemerintah ketika meluncurkan sebuah kibijakan tentunya digodok sampai matang bahkan diujicobakan sebelum diimplementasikan di semua jenjang pendidikan. Pemahaman P 5 yang berlebihan kadang melibatkan wali murid dengan pembiayaan yang berlebihan pula dalam pemeran dan gebyar P5, namun tidak sedikit yang adem ayem saja menanggapinya. Lebih parah lagi ada beberapa sekolah yang saling menggantungkan pelaksanaan P5 ini pada guru lain sementara guru yang lainnya apatis. Kondisi semacam ini jelas kurang kondusif dan tidak bisa memotret dengan baik keberhasilan P5 tersebut.

Suatu Program yang baru diluncurkan adalah suatu kewajaran ketika jalannya masih sempoyongan sana-sini, belum sesuai dengan harapan bahkan banyak yang belum memahami dengan utuh kosep Kurikulum Merdeka tersebut. Atas dasar pengamatan implementasi kurikulum, rasanya kebijakan sosialisasi P5 harus terus dilanjutkan oleh pemerintah bukan sekedar dicontohkan oleh guru penggerak, karena tidak sedikit guru penggerak yang tidak bergerak kalaupun bergerak ya hanya untuk dirinya sendiri, bahkan termasuk kepala sekolah juga banyak yang belum memahami secara utuh, sehingga juga sangat perlu sosialisasi secara utuh tentang kurikulum merdeka ini kepada kepala sekolah.

Sebagus apapun konsep sebuah program tetap harus menerima masukan dan ketika sudah berjalan hampir dua tahun ini tentunya masukan dari berbagai pihak terlebih dari mereka yang sudah menerapkannya akan sangat berharga. Semoga masukan akan memerdekaan dunia pendidikan bukan sekedar kurikulumnya saja sehingga pendidikan di Indonesia semakin lama akan semakin maju dan berjaya. Harapan Ki Hajar Dewantara bahwa pendidikan itu adalah pembangunan karakter, akan segera terealisasi.

0 Komentar