Google Chrome mengajak siswa mengembangkan kemampuan analisis berdasarkan data aktual. Misalnya dengan mengetikkan kata kunci ‘suhu’ siswa bisa mendapatkan informasi terkini tentang cuaca di suatu tempat dengan spesifik, dan menggunakan data tersebut untuk belajar menganalisis perubahan cuaca di suatu lokasi pilihan mereka dalam kurun waktu tertentu. Kapan perubahan suhu terendah terjadi? atau berapa kecepatan angin tertinggi yang terjadi di sana?. Guru dapat menggiring siswa untuk membuat diagram berdasarkan data tersebut.
Google Maps membantu siswa mempelajari konsep-konsep jarak, skala, dan arah, dalam konteks dunia nyata. Siswa dapat menggunakan fitur “Jarak” di Google Maps untuk menunjukkan bagaimana mengukur jarak antara dua titik pada peta, serta fitur “Skala” untuk menunjukkan bagaimana mengubah skala peta dan membandingkan skala beberapa peta yang berbeda.
Looker Studio dapat membantu siswa belajar menganalisis data dan menarik kesimpulan. Fitur “Data Analysis” dapat membantu siswa untuk memahami konsep-konsep statistika, seperti probabilitas, statistik inferensi, dan analisis regresi.
Baca Juga:Peran Penting Kepala Sekolah dalam Menciptakan Lingkungan Kerja yang Nyaman bagi GuruLingkungan Kerja yang Nyaman Dapat Meningkatkan Kualitas Guru
Secara keseluruhan, integrasi Google Tools dalam pembelajaran berdiferensiasi memberikan dukungan yang signifikan dalam menghadapi kebutuhan beragam siswa. Siswa dapat memilih sendiri tema data yang diminati sehingga lebih termotivasi, percaya diri, dan mendapat kepuasan dalam belajar. Hal terpenting yang harus dipersiapkan guru adalah membuat pertanyaan pemantik yang tepat, sehingga mendorong siswa untuk melakukan diskusi dan melakukan eksplorasi lebih dalam dari konten-konten yang ada lewat Google Tools, sehingga dapat memfasilitasi pengajaran yang adaptif, relevan, dan interaktif, yang membantu meningkatkan kemampuan numerasi siswa secara holistik.