Dibalik perkembangan dan dinamika yang menggembirakan tersebut , ada satu pertanyaan mendasar, kenapa banyak masjid yang belum makmur ? bahkan hasil penelitian kemakmuran masjid di DIY bahwa jamaah yang memakmurkan masjid baru sekitar 11-12 persen dari kapasitas masjid.
Ini artinya bahwa mereka mungkin melakukan sholatnya di rumah atau tidak berjamaah atau bahkan mereka belum menjalankan sholat atau islam abangan. Masjid hanya makmur ketika sholat Jum’at atau saat ramadhan tiba kecuali masjid tertentu yang sudah mapan jamaahnya. Pada hal, sholat adalah ibadah yang diilai yang pertama kali ketika kita dihisab. Dengan demikian pembangunan masjid yang luar biasa perkembangannya belum diikuti dengan memakmurkan masjid atau meningkatkan peran masjid untuk mendekatkan diri pada sang pencipta. Ini sebuah ironi yang perlu dicari jalan keluarnya. Coba amati masjid di sekitar tempat tinggal kita, betapa sedikitnya umat islam yang melaksanakan sholat berjamaah , lebih lebih di waktu sholat dhuhur, ashar dan subuh. Disamping itu para jamaah umumnya para generasi tua yang berumur di atas 45 tahun. Yang muda belum dekat dengan masjid tapi lebih dekat dengan tempat keramaian seperti posko keamanaan, warung makan, warung internet,hik , bergaul dengan gadget dll.
Fenomena anak muda yang enggan datang ke masjid ini sudah terjadi di manapun baik di pedesaan maupun perkotaan dan tanpa mengenal waktu dan wilayah, dan jadi masalah krusial bagi regenerasi takmir masjid pada hal memakmurkan masjid menjadi penciri untuk membawa agama menjadi pemimpin dunia, mengembalikan masa keemasan islam pada masanya. Jumlah jamaah di masjid sebagai simbol persatuan dan persaudaraan islam. Jadi selama jumlah jamaah masih sedikit itu berarti simbol persatuan islam belum kokoh. Maka wajarlah saatnya para pemimpin akan dipegang oleh mereka yang tidak faham agama tapi punya power termasuk materi yang membius umat islam. Maka Rosululloh pernah bersabda , besok umatku banyak akan tetapi banyak yang jadi buih artinya banyak umat islam tetapi banyak yang dimanfaatkan untuk tujuan politik tertentu. Sehingga islam tak memenangkan persaingan politik. Maka ingatlah peringatan Rosul bahwa tanda kiamat semakin dekat.”Di antara tanda tanda telah dekatnya kiamat adalah manusia bermegah megahan dalam mendirikan masjid “ ( HR Nasai ).