SUBANG-Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Dr. H Hendrawan SP MM mengatakan, produktivitas tangkap ikan di laut Kabupaten Subang mengalami penurunan dibanding tahun sebelumnya.
“Di tahun 2022 tercatat produksi perikanan tangkap di laut sebanyak 22.856 ton. Meskipun tidak signifikan, jumlah tersebut mengalami penurunan di tahun 2023 menjadi 22.360 ton per Oktober 2023,” ucapnya kepada Pasundan Ekspres, Rabu (3/1).
Dia mengatakan, penurunan itu dikarenakan bencana alam yang terjadi, salah satunya fenomena El Nino. Penurunan produktivitas tersebut terjadi dimulai dari bulan Juli 2023 di semester II.
Baca Juga:Ridwan Kamil: Urusan Keumatan Jawa Barat Terbaik di Indonesia3,6 Juta Surat Suara untuk Pilpres dan Pemilu DPD RI Tahun 2024 Tiba di Karawang
Sementara itu, produktivitas perikanan tangkap laut rencananya ditargetkan kenaikan 1,5 persen dari tahun lalu pada tahun 2024.
Untuk mencapai target tersebut, tentu ada sejumlah kendala yang dihadapi. Misalnya cuaca saat musim hujan. Namun, kata Hendrawan, meskipun dengan kendala di musim penghujan bahwa nelayan masih banyak yang melaut demi memenuhi kebutuhan sehari-hari.
“Tapi nelayan tetap saja melaut ketika ada peluang, mereka akan tetap melaut seperti apapun karena untuk memenuhi kebutuhannya,” ucapnya.
Diketahui, nelayan di Subang mayoritas melakukan aktivitas melaut tidak lama. “Nelayan di Subang rata-rata melaut sehari pulang, tidak sampai berminggu-minggu di laut. Biasanya mereka berangkat sekitar pukul 12 malam, kemudian pulang paginya,” ucapnya.
Hendrawan kemudian memberikan beberapa himbauan kepada nelayan untuk menghadapi musim penghujan.
“Pertama, tidak melaut manakala cuaca buruk dan laut sedang Rob, jadi harus pandai-pandai membaca situasi laut. Kedua, penggunaan bahan bakar solar harus bijak, karena mau bagaimana pun harus sesuai dengan kebutuhan, agar optimal dan tepat sasaran dan hasilnya dapat sesuai dengan harapan nelayan,” ucapnya.
Ia menambahkan, tidak ada kendala untuk bantuan solar yang diberikan kepada nelayan.
“Insya Allah sesuai harapan nelayan, karena ada peraturan baru bahwa kebutuhan solar bagi nelayan itu disesuaikan dengan kuota. Jadi jika spek kapal sekian Gross Ton (GT) maka disesuaikan kebutuhan solarnya ada perhitungannya. Di sini ada staf kami yang dapat mengkalkulasikan kebutuhan solar tersebut,” ucapnya.(fsh/ysp)