Water Fasting 72 Jam: Benarkah Sehat? Ahli Gizi Memberikan Peringatan

Water Fasting 72 Jam: Benarkah Sehat? Ahli Gizi Memberikan Peringatan
Water Fasting 72 Jam: Benarkah Sehat? Ahli Gizi Memberikan Peringatan
0 Komentar

PASUNDAN EKSPRES- Tren diet baru, seperti water fasting atau puasa 72 jam, kini semakin populer, bahkan di kalangan selebriti seperti Ashanty. Meski terdengar menarik, pertanyaannya adalah apakah metode ini benar-benar sehat?

Menurut Dosen dan ahli gizi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Toto Sudargo, water fasting tidak tepat dan bahkan dapat berdampak buruk pada kesehatan. Ia menegaskan bahwa menurunkan berat badan hanya dengan mengonsumsi air putih saja tidaklah tepat dan bahkan bisa dianggap sebagai tindakan yang salah.

Tubuh setiap hari memerlukan zat gizi yang cukup untuk beraktivitas dan memperbaiki jaringan yang rusak. Pedoman gizi seimbang (PGS) telah menguraikan aturan agar status gizi setiap orang tetap baik dan sehat.

Baca Juga:Doa Sebelum Wudhu: Bacaan, Terjemahan, dan ManfaatnyaDoa Setelah Wudhu: Bacaan, Terjemahan, dan Manfaatnya

“Komponen dalam PGS adalah makan sesuai porsi yang terdiri dari sumber zat tenaga, pembangun, dan pengatur,” terang Toto. Sumber zat tenaga melibatkan makanan pokok dan penggantinya seperti nasi, ubi, dan jagung, sedangkan zat pembangun melibatkan protein dari lauk hewani dan nabati. Zat pengatur melibatkan buah, sayur, dan tentu saja air.

Untuk menjaga kesehatan dan tubuh ideal, penting untuk memiliki asupan gizi seimbang dari berbagai zat tersebut. Hanya mengonsumsi air putih dapat menyebabkan tubuh mengalami defisiensi atau kekurangan zat gizi, seperti zat besi, protein, dan lainnya.

Dokter gizi komunitas, Tan Shot Yen, juga menegaskan bahwa metode water fasting tidak aman untuk menurunkan berat badan. Ia menyoroti bahwa air bukanlah makanan, dan kurangnya asupan makanan dapat menyebabkan malnutrisi.

Sebagai gantinya, Tan menekankan pentingnya membenahi asupan makanan untuk menurunkan berat badan. Porsi makan yang sesuai dengan konsep “Isi Piringku” dari Kementerian Kesehatan dianggap sebagai pedoman yang lebih sehat. Konsep ini mengimbau untuk menyusun piring makan dengan 50 persen buah dan sayur, serta sisanya terdiri dari karbohidrat dan protein.

Jadi, sementara water fasting mungkin terlihat sebagai cara cepat untuk menurunkan berat badan, ahli gizi menyarankan untuk tetap berpegang pada prinsip-prinsip gizi seimbang dan tidak mengabaikan kebutuhan tubuh akan nutrisi yang cukup.

0 Komentar