SUBANG-Masyarakat Subang diminta untuk lebih waspada terhadap ancaman serangan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang berpotensi besar terjadi pada musim hujan.
Pada musim hujan populasi nyamuk aedes aegypti akan meningkat. Telur yang belum menetas akan menetas, ketika habitat perkembangbiakannya mulai tergenang air hujan.
Kelangsungan hidup nyamuk aedes aegypti akan lebih lama bila tingkat kelembapan tinggi selama musim hujan, sehingga masyarakat harus lebih waspada saat memasuki musim hujan.
Baca Juga:Rumah Restorative Justice di Bungursari Purwakarat Jadi Tempat Musyawarah Mufakat19 Sopir Travel di Kabupaten Subang Bebas Narkoba
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang dr. Maxi mengatakan, DBD merupakan salah satu penyakit yang cenderung meningkat pada musim hujan. Selain itu, DBD juga termasuk kelompok penyakit berbasis lingkungan.
“Ada dua kelompok penyakit yang meningkat yaitu, penyakit yang berbasis lingkungan seperti deman berdarah, diare dan termasuk penyakit-penyakit kulit itu sangat rawan,” kata dr. Maxi.
Untuk mencegah timbulnya penyakit DBD tersebut, Maxi mengimbau kepada masyarakat untuk melakukan gerakan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) secara rutin melalui kegiatan 3M Plus.
“Harapan saya kiranya masyarakat Subang dapat menerapkan cara-cara tersebut guna mencegah merebaknya penyakit DBD,” ujarnya.
Selama satu tahun, Dinas Kesehatan Kabupaten Subang mencatat 563 orang terdampak demam berdarah dengue (DBD). Dari 563 orang tersebut, 6 orang dinyatakan meninggal akibat DBD.
Pada Januari 2023, Dinkes Subang mencatat sebanyak 40 orang terdampak DBD, Februari 16 orang, Maret 59 orang, April 50 orang, Mei 48 orang, Juni 56 orang, Juli 82 orang, Agustus 62 orang, September 52 orang, Oktober 22 orang, November 25 orang dan Desember sebanyak 47 orang.
Dari Januari hingga Desember 2023, Dinkes Subang mencatat 1 orang meninggal dunia pada bulan Mei, 1 orang meninggal pada Juni, 1 orang lagi meninggal pada Juli dan 3 orang meninggal pada bulan Agustus 2023.(cdp/ysp)