Perilaku memilih adalah sesuatu yang sangat unik, yang keputusannya amat tergantung dari berbagai aspek pertimbangan mulai dari factor saudara, agama, sahabat, organisasi, partai,karisma kepemimpinan atau karena factor riswah atau suap menyuap. Sudah dapat dipastikan bila pertimbangan memilih mereka karena riswah maka sulitlah kita mendapatkan pemimpin yang amanah sesuai dengan fatwa filusuf Imam Al Ghazali.
Pertimbangan yang pragmatis biasanya dimiliki oleh pemilih yang pengetahuan terhadap calon terbatas dan ini menumpuk bagaikan segitiga di bawah, yang jumlahnya cukup banyak. Pemilih model ini akan dimanfaatkan oleh mereka yang memiliki modal banyak yang bisa menarik simpati pemilih. Ini yang sekarang sedang berlangsung. Pemilihan langsung meskipun demokratis tetapi tidak secara otomatis menghasilkan pemimpin yang bagus karena pemahaman rakyat tentang kualitas pemimpin bagaikan memilih kutu di dalam ijuk, jadi sangat sulit sekali.
Berbagai pengajian telah digelar untuk memberikan wawasan memilih bagi mereka yang masuk dalam kelompok bawah agar bisa menentukan pilihan berdasarkan standar non uang. Salah satu yang memberikan pencerahan saat pengajian rutin ahad pagi di desa kami, memberikan tip memilih pemimpin ala Nabi antara lain pemimpin harus memikirkan rakyatnya hingga kehidupan akheratnya. Pemilih pemimpin jangan karena riswah karena termasuk dosa besar. Sambil memberi ilustrasi kepada jamaah agar bisa dicerna :
Baca Juga:Rumah Sakit Karya Husada Resmikan Depo Farmasi Rawat Inap dan Ruang RontgenDLHK Karawang Layangkan Protes ke Bawaslu, Geram APK Terpaku di Pohon
Jika ada calon memimpin mendekati rakyatnya kemudian memberikan materi dengan alasan shadaqah maka itu boleh diterima karena tidak ada paksaan memilih ketika memberi sesuatu. Ada juga yang memberi sesuatu dengan niat shadaqah , pada hal mereka tidak pernah shadaqah selama ini, jadi kali ini karena mendekati pemilu. Maka bila terjadi keraguan,tolaklah demi keselamatan di akherat.
Seorang pemimpin harus mau negoreksi diri atau introspeksi dan mengevaluasi kegiatan yang lalu untuk mendapatkan kekurangan atau kesalahan dan berniat untuk memperbaiki pada masa yang akan datang dengan mewujudkan impian yang lebih baik dengan penuh pencapaian, kebahagiaan dan kenyamanan dan tidak lupa selalu mendekatkan diri dengan Allah SWT dengan bersyukur dan berserah diri kepadaNya dan selalu memberi manfaat bagi orang lain.(*)