PASUNDAN EKSPRES – Pada pagi Jumat, 5 Januari 2024, kecelakaan tragis terjadi antara kereta api Commuterline rute Padalarang-Cicalengka dan KA Turangga rute Surabaya-Bandung, Investigasi Kecelakaan Kereta di Cicalangka.
Insiden ini menyisakan duka, dengan 4 orang meninggal dunia dan 37 penumpang lainnya mengalami luka-luka.
Menyikapi tragedi ini, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) segera meluncurkan investigasi menyeluruh di jalur sekitar 800 meter dari Stasiun Cicalengka.
Baca Juga:Website Download Video Gratis Bebas CopyrightTips Cepat Hamil Menurut Dr.Boyke
Investigasi Kecelakaan Kereta di Cicalangka
Dugaan penyebab utama kecelakaan ini mengarah pada kemungkinan kelalaian petugas Pengatur Perjalanan Kereta Api (PPKA).
Meskipun demikian, Ayep Hanafi, juru bicara PT KAI Daop 2 Bandung, belum memberikan konfirmasi resmi terkait dugaan tersebut.
Ayep Hanafi menjelaskan bahwa sesuai prosedur pengoperasian pada lintasan tunggal, setiap kereta dijadwalkan untuk melintas.
“Kami tidak mengerti, intinya satu peta (perjalanan) harus diisi oleh satu KA karena lintasan tunggal.
Meskipun jadwal sudah ada, pengaturan operasional tetap berada di tangan PPKA,” ujar Ayep Hanafi pada tanggal 5 Januari 2024.
Kepala Sub-Bagian Data, Informasi, dan Humas KNKT, Anggo Anurogo, mengungkapkan bahwa proses investigasi masih pada tahap awal.
KNKT terus mengumpulkan data yang diperlukan untuk menentukan penyebab pasti dari kecelakaan ini.
Baca Juga:Cara Mengunduh Font Aesthetic ke iPhone GRATIS!OPPO Reno 10 5G vs vivo V27 5G
“Ini masih tahap awal investigasi. Kami masih mengumpulkan data,” ungkap Anggo kepada Tempo pada tanggal 6 Januari 2024.
Anggo juga menegaskan bahwa KNKT belum dapat memberikan informasi lebih lanjut mengenai penyebab kecelakaan ini.
Menurutnya, analisis lanjutan dari temuan di lapangan masih diperlukan.
“Tentang penyebab, tentu masih perlu dianalisis lebih lanjut,” tambah Anggo.
Dalam rangka investigasi kecelakaan kereta ini, KNKT menurunkan tim yang terdiri dari Gusnaedi Rachmanas (IIC), Aditya W.S Yudishtira, dan Yogi Arisandi (Anggota), serta Agus Marson (Tenaga Ahli).
Proses investigasi berlangsung selama 4 hari, dari 5 Januari 2024 hingga 8 Januari 2024.
Kecelakaan ini menyoroti tantangan dalam mengelola lintasan tunggal, dan mendorong perlunya evaluasi lebih lanjut terkait prosedur pengoperasian kereta api.
Seiring berjalannya waktu, harapan kita adalah agar hasil investigasi KNKT dapat memberikan pemahaman mendalam yang dapat menjadi dasar perbaikan sistem dan kebijakan untuk meningkatkan keselamatan perjalanan kereta api di masa mendatang.