SUBANG-Penjabat Bupati Subang Dr Imran mengungkapkan perhatiannya kepada isu bullying atau perundungan yang terjadi di lingkungan sekolah. Ia menegaskan agar para guru di sekolah dapat menindak secara tegas perlakuan bullying.
“Saya minta sekolah-sekolah di Subang agar dapat bebas bullying,” ucapnya dalam acara Inaugurasi Guru Penggerak yang diselenggarakan di Aula Oman Syahroni Pemda Subang, Kamis (11/1).
Imran menekankan hal tersebut karena tindakan bullying merupakan hal yang buruk sehingga dapat berdampak negatif pada para siswa.
Baca Juga:Disnakeswan Subang Minta Pelaku Pemalsuan Surat Ditetapkan TersangkaTransformasi Pengelolaan Kinerja Guru dan Kepala Sekolah
“Banyak korban bully yang sudah berjatuhan. Jadi tugas guru penggerak yang baru dilantik 84 orang ini salah satunya agar dapat memastikan sekolah di Subang tidak ada bullying,” ucapnya.
Selain itu, dia mengungkapkan alasannya memiliki perhatian kepada isu bullying. Yakni karena dirinya dulu merupakan salah satu korban bullying dan dirinya tidak ingin anak lainnya merasakan pengalaman yang serupa.
“Saya dulu orang kampung sekolah ke kota jadi dibully,” ucapnya.
Ia mengatakan, bahwa bullying tidak bermanfaat dan orang-orang yang dahulu membully dirinya sekarang malu.
“Yang dulu bully saya malu kalau ketemu, hidupnya tidak berhasil,” ucapnya.
Diketahui berdasarkan catatan Akhir Tahun (Catahu) Pendidikan 2023 yang dikeluarkan oleh Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) tercatat bahwa angka kasus bullying di Indonesia mengalami peningkatan.
FSGI mencatat kasus bullying di satuan pendidikan sepanjang tahun 2023 mencapai 30 kasus. Di mana 80% terjadi di satuan pendidikan di bawah kewenangan Kemendikbudristek dan 20% kasus terjadi di satuan pendidikan di bawah Kementerian Agama. Jumlah ini meningkat dari tahun lalu di mana FSGI mencatat 21 kasus bullying.(fsh/ysp)