Melalui penyelidikan dengan pertanyaan dasar seperti “bagaimana kita dapat memperoleh pengetahuan?” atau “apa karakteristik dari pengetahuan ilmiah? “, filsafat ilmu membantu menguraikan, memperdalam, dan memberikan pemahaman yang mendalam tentang berbagai prinsip-prinsip konseptual dan metodologis yang mendasari pengembangan pengetahuan ilmiah. Menurut Liang Gie menyatakan bahwa inti dari filsafat adalah mencari kebenaran tentang segala sesuatu, baik yang ada maupun yang mungkin ada. Dari pemikiran-pemikiran seperti itu akan muncul berbagai perspektif, pendapat, dan tanggapan, yang pada akhirnya akan menghasilkan kesepakatan untuk diketahui secara bersama-sama dan berlaku di lingkungannya (dalam buku Ekonomi Islam: Perspektif Filsafar & Ilmu Pengetahuan “Peran Filsafat dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan”: Hamdi dkk, Halaman 22).
Dengan menyelidiki pertanyaan dasar tentang hakikat ilmu pengetahuan, filsafat ilmu pengetahuan memberikan kontribusi yang berharga untuk mengungkap dan memahami prinsip-prinsip konseptual dan metodologis yang mendasari perkembangan ilmu pengetahuan. Liang Gie menegaskan bahwa inti dari filsafat adalah usaha untuk mencari kebenaran dalam segala aspek, baik yang terwujud maupun yang mungkin terwujud. Pendekatan terhadap suatu masalah dengan cara ini akan menciptakan kerangka berpikir yang bervariasi, sehingga memunculkan berbagai macam perspektif, sudut pandang, dan respon. Oleh karena itu, filsafat ilmu menjadi sangat penting dalam memandu, mengkritisi, dan meningkatkan kualitas cara berprikir dan tindakan yang ilmiah.
Pada Revolusi Ilmiah abad ke-17, tokoh-tokoh seperti Galileo Galilei dan Johannes Kepler menggunakan metode dan pengamatan ilmiah untuk merumuskan hukum gerak planet. Galileo, dengan menggunakan teleskopnya, mengamati pergerakan bulan mengelilingi Jupiter, memberikan bukti bahwa tidak semua benda di angkasa mengelilingi Bumi. Konsep heliosentrisme yang diusulkan oleh Copernicus diperkuat oleh temuan penelitian ini. Isaac Newton kemudian merumuskan Hukum Gerak dan Hukum Gravitasi Universal, yang merevolusi pemahaman dunia tentang alam semesta. Newton menunjukkan bahwa fenomena alam dapat dijelaskan dengan menggunakan matematika dan hukum alam yang konsisten.
Revolusi Ilmiah membangun fondasi untuk metode ilmiah saat ini yang menekankan pada observasi, eksperimen, dan verifikasi empiris. Hal ini tidak hanya menggeser paradigma ilmiah, tetapi juga membuka wawasan untuk pengembangan cabang ilmu pengetahuan lainnya seperti fisika, kimia, dan biologi. Dengan demikian, melalui contoh revolusi ilmiah, sejarah ilmu pengetahuan menunjukkan bagaimana pengetahuan menjadi pedoman yang kritis, sarana penting untuk mengkritik pemahaman yang sudah ada, dan pendorong untuk meningkatkan kualitas pemikiran dan tindakan ilmiah.