PASUNDAN EKSPRES – Dalam beberapa hari terakhir, langit biru Jakarta menjadi sorotan. Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengidentifikasi penyebab dari fenomena langit biru tersebut.
Guswanto, selaku Deputi Bidang Meteorologi BMKG, menjelaskan bahwa warna langit ini berkaitan erat dengan kondisi awan di atmosfer, yang tersebar tergantung pada arah dan kecepatan angin.
“Langit biru biasanya sangat terkait dengan tutupan perawanan di atmosfer. Berkumpul dan menyebarnya perawanan tergantung kondisi arah dan kecepatan angin,” jelas Guswanto. (dikutip dari detikom).
Baca Juga:Kehadiran Erick Thohir pada Malam Debat Cawapres 2024 Jadi Sorotan, Begini Respon Netizen XCak Imin Akan Telepon Pak Lembong Usai Debat Cawapres 2024, Bilang ada yang Rindu
Siklon tropis Anggrek adalah jenis badai yang dapat membawa angin kencang, hujan lebat, banjir, dan gelombang pasang.
“Siklon tropis Anggrek masih berada di Samudra Hindia Barat Daya Bengkulu. Siklon ini membentuk daerah perlambatan angin (konvergensi) di Samudra Hindia sebelah barat daya Bengkulu, dan sekitar siklon tropis serta menginduksi peningkatan kecepatan angin >25 knot (low level jet) di sekitar bibit siklon tropis,” ungkapnya.
Guswanto juga menyebutkan bahwa daerah konvergensi, tempat pertemuan angin, terpantau di beberapa lokasi seperti Samudra Hindia Barat Daya Lampung, Banten, Laut Jawa, Laut Bali, Laut Banda, dan Laut Seram.
Laut Jawa termasuk dalam daerah konvergensi ini.
“Daerah konvergensi lain terpantau di Samudra Hindia Barat Daya Lampung, Banten, Laut Jawa, Laut Bali, Laut Banda dan Laut Seram. Daerah pertemuan angin (konfluensi) terpantau berada dari Laut jawa hingga Laut Arafuru,” paparnya.
Guswanto menyatakan bahwa kondisi ini dapat berpotensi meningkatkan pertumbuhan awan hujan di sekitar siklon tropis atau daerah terkait, terutama di sepanjang daerah low level jet, konvergensi, dan konfluensi tersebut. (pm)