PASUNDAN EKSPRES – Sejumlah negara alami kelangkaan air parah di 2040 mendatang. Kelangkaan air telah menjadi permasalahan global yang signifikan saat ini dan berdampak pada banyak wilayah di seluruh dunia.
Adanya perubahan iklim menjadi penyebab beberapa wilayah di dunia mengalami kekeringan. Sedangkan di wilayah lainnya menjadi lebih basah.
Hal ini disebabkan oleh fenomena curah hujan ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah, yang dapat mengakibatkan kekeringan di beberapa negara, sementara negara lain berisiko mengalami banjir yang lebih parah.
Baca Juga:Ini Dia Manfaat dan Bahaya Telur Setengah Matang, Jangan Sampai Keseringan, yaCiptakan Lemon Chicken Pasta untuk Hidangan Pemikat Hati, Rasanya Unik Banget!
Dikutip GoodStats, Senin (22/1/2024), diperkirakan bahwa 14 dari 33 negara yang berpotensi mengalami kesulitan air pada tahun 2040 terletak di wilayah Timur Tengah.
Secara historis, Timur Tengah bergantung pada sumber daya air tanah dan air laut yang telah melalui proses desalinasi.
Menurut laporan dari WRI (World Resources Institute), beberapa negara di Timur Tengah diharapkan menghadapi tantangan air yang semakin besar di masa depan.
Situasi ini semakin kompleks dengan adanya wilayah-wilayah yang sedang mengalami kekerasan dan konflik politik.
Krisis air dan kekeringan telah menjadi faktor yang signifikan dalam memperburuk situasi di Suriah dan juga merupakan salah satu aspek penting dalam konflik antara Israel dan Palestina.
Sejumlah Negara Alami Kelangkaan Air di Tahun 2040 Mendatang
WRI melakukan penelitian dan penilaian terhadap tantangan air di masa depan di 167 negara menggunakan berbagai model iklim dan skenario sosio-ekonomi.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, berikut adalah daftar negara alami kelangkaan air pada tahun 2040 mendatang.
- Bahrain: Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) melaporkan bahwa Bahrain telah berhasil mengurangi tekanan air dengan mengurangi penggunaan sumber daya air tawar terbarukan dari 195% pada tahun 2000 menjadi 156% pada tahun 2021.
- Kuwait: Sebagai negara di wilayah Timur Tengah, Kuwait saat ini menghadapi tantangan serius dalam hal ketersediaan air. Data menunjukkan bahwa tingkat sumber daya air terbarukan per penduduk di Kuwait mengalami penurunan signifikan dari 17,3 meter kubik pada tahun 1977 menjadi hanya 4,8 meter kubik pada tahun 2018.
- Qatar: Negara ini mencatat tingkat penggunaan air domestik tertinggi di dunia, dengan rumah tangga rata-rata mengonsumsi sekitar 430 liter air setiap harinya. Selain itu, sektor pertanian juga merupakan pengguna air terbesar di negara ini, memanfaatkan sekitar sepertiga dari total ketersediaan air.
- Singapura: Singapura menghadapi kendala dalam hal sumber daya alam yang terbatas dan keterbatasan lahan untuk membangun infrastruktur penyimpanan air. Hal ini membuat negara ini sangat bergantung pada curah hujan sebagai sumber utama pasokan air.
- Uni Emirat Arab: Penggunaan air di UEA justru melebihi rata-rata global. Penduduk UEA secara rata-rata mengkonsumsi sekitar 500 liter air per hari. Seperti banyak negara di Timur Tengah, penggunaan dan konsumsi air yang berlebihan telah mengganggu ketersediaan sumber daya air di negara tersebut.