Era digital ditandai oleh percepatan inovasi teknologi. CT memainkan peran kunci dalam mendorong inovasi dengan memungkinkan orang untuk merancang, mengembangkan, dan menerapkan solusi teknologi baru yang mengubah cara kita berinteraksi dengan dunia. Computational thinking (CT) dapat membantu kita untuk menjadi warga digital yang kritis dan kreatif. CT dapat membantu kita untuk memahami teknologi digital, menggunakan teknologi digital secara bertanggung jawab, dan membuat konten digital yang kreatif.
Pasar kerja yang terus berubah, keterampilan CT menjadi semakin penting. Banyak pekerjaan modern mengharapkan kemampuan untuk memahami dan menerapkan konsep-konsep komputasional, tidak hanya dalam pengembangan perangkat lunak tetapi juga dalam analisis data, kecerdasan buatan, dan teknologi lainnya. Selain itu, dengan jumlah data yang terus meningkat, CT membantu dalam merancang algoritma dan model untuk menganalisis, menginterpretasi, dan mengambil keputusan berdasarkan data yang kompleks dan beragam.
Dunia yang semakin terhubung, penting bagi individu untuk memiliki pemahaman yang baik tentang bagaimana teknologi bekerja. CT membantu dalam memahami prinsip-prinsip dasar teknologi, sehingga orang dapat berpartisipasi secara aktif dan produktif dalam masyarakat digital, dan yang terpenting CT melibatkan keterampilan berpikir kritis yang esensial dalam menghadapi tantangan di era digital. Hal ini membantu individu untuk mengevaluasi informasi, mengidentifikasi asumsi, dan mengambil keputusan yang informasional dan kontekstual.
Baca Juga:Ironi Pelatihan Daring: Koneksi Terhubung Pembelajaran TerputusMudah dan Nyaman, Pelanggan Home Charging PLN di Jawa Barat Naik 173,17%
Computational thinking (CT) merupakan keterampilan yang penting untuk dipelajari di era digital. CT dapat membantu kita untuk berpikir kritis dan kreatif untuk menyelesaikan masalah, dan menjadi warga digital yang kritis dan kreatif. CT dapat dipelajari oleh siapa saja, tanpa memandang latar belakang. CT dapat diajarkan di sekolah, perguruan tinggi, maupun secara mandiri.
Perkembangan dunia melalui Industri 4.0, VUCA, dan Society 5.0 berdampak pada berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam bidang pendidikan. Salah satunya adalah perubahan pada lingkungan pembelajaran yang berubah menjadi lingkungan digital yang menggunakan Internet of Things (IoT), Artificial Intelligence (AI), big data, dan lain-lain. Hal ini membuat informasi menjadi lebih mudah untuk diperoleh oleh siswa.
Proses pembelajaran menjadi lebih berpusat pada siswa, karena guru tidak lagi menjadi sumber informasi utama. Peran guru adalah sebagai fasilitator dalam proses belajar siswa.