Miskonsepsi 2: Computational thinking (CT) hanya tentang pemrograman. Banyak orang mengira bahwa CT hanya tentang kemampuan menulis kode atau pemrograman. Padahal, konsep ini mencakup pemecahan masalah, analisis data, desain algoritma, dan berbagai aspek berpikir komputasional lainnya. CT bukan tentang belajar kode. Ini tentang mengembangkan cara berpikir yang sistematis dan logis untuk memecahkan masalah. Meskipun mempelajari kode dapat membantu kita mengembangkan keterampilan CT, itu tidak perlu.
Miskonsepsi bahwa CT hanya tentang pemrograman adalah pemahaman yang terbatas. Sebaliknya, CT adalah kerangka berpikir yang luas dan serbaguna yang dapat diterapkan oleh siapa pun yang ingin mengembangkan keterampilan berpikir komputasional dan memecahkan masalah dalam era digital ini.
Miskonsepsi 3: Computational thinking (CT) terlalu abstrak atau sulit dipahami. Miskonsepsi bahwa CT terlalu abstrak atau sulit dipahami mungkin timbul karena konsep ini melibatkan pemikiran komputasional yang bisa terasa kompleks bagi beberapa orang. Beberapa orang mungkin menganggap CT sebagai konsep yang terlalu abstrak atau sulit dipahami.
Padahal, dengan pendekatan yang tepat, CT dapat diajarkan dan dipelajari oleh berbagai kalangan dengan berbagai latar belakang. CT adalah keterampilan yang dapat dipelajari oleh siapa saja dengan usaha. Ada banyak sumber daya yang tersedia untuk membantu Anda mempelajari CT, termasuk buku, artikel, dan tutorial online.
Baca Juga:Pentingnya Computational Thinking dalam Era Digital: Apa, Mengapa, dandan Miskonsepsinya (Part 2)Ironi Pelatihan Daring: Koneksi Terhubung Pembelajaran Terputus
Miskonsepsi 4: Computational thinking (CT) tidak relevan di luar dunia teknologi. Ada juga anggapan bahwa CT hanya relevan dalam konteks teknologi atau IT, dan tidak memiliki aplikasi di bidang lain. Namun, kenyataannya adalah bahwa keterampilan berpikir komputasional dapat diterapkan dalam berbagai disiplin ilmu dan sektor industri. Dalam dunia non-teknologi, CT dapat digunakan untuk merancang dan mengoptimalkan proses bisnis, mengidentifikasi pola-pola dalam data keuangan, memecahkan masalah manajemen kompleks, dan bahkan mendukung pengambilan keputusan di bidang kesehatan atau ilmu sosial.
Kemampuan untuk berpikir secara komputasional membantu individu merinci masalah, mengembangkan algoritma, dan menerapkan logika pemrograman untuk memecahkan tantangan di berbagai konteks.
Contohnya, dalam bidang bisnis, CT dapat membantu dalam analisis data penjualan, perencanaan rantai pasokan, dan pengoptimalkan strategi pemasaran. Di sektor kesehatan, pemikiran komputasional dapat digunakan untuk analisis data pasien dan pengembangan model prediktif untuk diagnosis atau peramalan penyakit.