Miskonsepsi 5: Computational thinking (CT) hanya untuk menyelesaikan masalah kompleks. CT, meskipun memang dapat digunakan untuk menangani masalah kompleks, tidak terbatas pada tingkat kompleksitas tertentu. Sebaliknya, CT dapat diterapkan dalam berbagai tingkat kesulitan masalah, mulai dari yang sederhana hingga yang kompleks.
Salah satu kekuatan CT adalah kemampuannya untuk memecahkan masalah dengan cara yang sistematis dan terstruktur, yang dapat diterapkan dalam skala masalah apa pun. Misalnya, bahkan dalam tugas sehari-hari seperti mengatur jadwal, membuat daftar belanja, atau menyelesaikan permasalahan rumah tangga, prinsip-prinsip CT dapat membantu dalam merinci masalah, merancang langkah-langkah solusi, dan mengimplementasikannya dengan efisien.
Miskonsepsi ini mungkin muncul karena seringkali kita terpaku pada contoh-contoh yang menyoroti pemecahan masalah yang kompleks menggunakan CT, seperti analisis data besar, pengembangan algoritma yang rumit, atau pengelolaan sistem informasi yang kompleks. Namun, prinsip-prinsip dan keterampilan CT dapat diterapkan dalam berbagai konteks dan tingkat kesulitan masalah.
Miskonsepsi-miskonsepsi di atas sering kali dapat menghalangi pemahaman yang lebih dalam tentang pentingnya CT dan menghambat penerapan konsep ini dalam kehidupan sehari-hari dan di berbagai bidang. Oleh karena itu, penting untuk mengklarifikasi dan mengatasi miskonsepsi ini agar orang dapat memahami potensi penuh CT dan memanfaatkannya secara efektif.
Baca Juga:Pentingnya Computational Thinking dalam Era Digital: Apa, Mengapa, dandan Miskonsepsinya (Part 2)Ironi Pelatihan Daring: Koneksi Terhubung Pembelajaran Terputus
Upaya untuk mengatasi miskonsepsi tersebut, kita sebagai pendidik dapat membuat program pendidikan dan penyuluhan yang menyasar berbagai kalangan, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, tentang apa sebenarnya CT, mengapa penting, dan bagaimana dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Selain itu, kita juga dapat menyediakan contoh konkret dan relevan tentang bagaimana CT dapat diterapkan dalam berbagai situasi dan disiplin ilmu. Contoh-contoh ini membantu orang untuk memahami secara lebih baik dan menyeluruh konsep tersebut.
Langkah berikutnya yang dapat ditempuh adalah mengintegrasikan konsep CT ke dalam kurikulum pendidikan formal di semua tingkatan, termasuk di sekolah dasar, menengah, dan perguruan tinggi, tanpa terkecuali dari berbagai mata pelajaran. Kita juga dapat menggunakan studi kasus nyata untuk membahas aplikasi CT dalam konteks dunia nyata. Diskusi dan analisis kasus membantu peserta untuk melihat relevansi dan pentingnya CT dalam berbagai situasi. Dengan menerapkan strategi-strategi di atas secara sistematis, dapat diharapkan bahwa miskonsepsi seputar CT dapat diatasi dan pemahaman yang lebih baik tentang konsep ini dapat ditingkatkan di semua tingkatan masyarakat.