Semua sepakat dan mendukung penuh, kandidat yang meraih suara terbanyak!
Memang pemilihan ketua koperasi tak ribet penuh intrik seperti pada pemilihan presiden dan wakil presiden.
Atau pemilihan gubernur dan bupati/wali kota.
Namun prinsipnya sama, namanya pemilihan, pasti ada yang dipilih dan ada yang memilih.
Suara dari pemilik suara yang memiliki hak memilih, itu yang diperebutkan oleh para kandidat.
Baca Juga:Pojokan 185, IntegritasPenjualan Meningkat, Ini Upaya PLN Listriki Sektor Bisnis dan Industri Sepanjang Tahun 2023
Pemilihan presiden, gubernur, bupati, wali kota, kuwu (kepala desa) dan atau ketua segala paguyuban apapun, akan selalu diwarnai dengan intrik dan konflik.
Model pemilihan yang kompleks seperti ini, pepatah Yunani Vox Populi, Vok Dei mulai pudar dan dimanipulasi.
Pemilihan seperti ini, Â kadang bukan untuk menguatkan Daulat Rakyat! Tapi justru pada praktiknya Daulat Tuan yang didahulukan.
Daulat Tuan yang melahirkan praktik koruptif dan kebijakan yang tak pro rakyat.
Kebijakan yang mengabaikan rasa keadilan.
Memunggungi amanah mensejahterakan rakyat, untuk meraih kesejahteraan sosial pribadi dan kelompok.
Daulat Tuan melahirkan demagog serakah yang memakan dan membinasakan segala.
Segala sumber daya manusia dan alam.
Pada pemilihan Ketua Koperasi Pegawai BPIP, BPIP sedang mengimplementasikan koperasi sebagai soko guru ekonomi kerakyatan yang mulai pudar dan tersingkir oleh ekonomi kapitalis.
Menguatkan ekonomi kerakyatan sebagai kemandirian ekonomi melawan Daulat Pasar dengan senjata saktinya invisble hand dan capitalism.
Baca Juga:Advokasi Beragama Kuatkan Kerukunan Kehidupan Beragama di SekolahPojokan 184, Mendengarkan
Selamat berjuang pengurus Koperasi Pegawai BPIP untuk mensejahterakan anggotanya. (Kang Marbawi, 28.01.24)