PASUNDAN EKSPRES – Batu akik memang memiliki daya tarik tersendiri, terlebih lagi jika batu tersebut merupakan peninggalan kerajaan.
Tak hanya keindahannya, batu akik peninggalan kerajaan juga memiliki nilai sejarah dan budaya yang tinggi.
Berikut beberapa di antaranya Batu Akik yang Peninggalan Kerjaan
1. Cincin Mustika Manikmaya Kerajaan Majapahit
Baca Juga:Infinix Smart 8 Plus Meluncur dengan Baterai Jumbo 6.000 mAhBatu Akik Mata Kucing, Katanya yang Berbau Mistis
Cincin Mustika Manikmaya dipercaya sebagai milik penguasa terakhir Majapahit, Prabu Brawijaya V. Cincin ini terbuat dari batu kecubung berwarna ungu tua dengan guratan putih samar-samar. Batu ini dis鑲rat dengan emas dan diberi hiasan kepala kala bermahkota.
Konon, cincin ini memiliki kekuatan magis yang dapat membuat pemiliknya sakti dan disegani lawan. Cincin ini kini disimpan di Museum Gajah, Jakarta.
2. Kalung Lumut Lumintu Kerajaan Sriwijaya
Kalung Lumut Lumintu merupakan pusaka Kerajaan Sriwijaya yang terbuat dari batu akik lumut hijau bening. Batu ini diikat dengan benang emas dan disusun berunduk-runduk menyerupai untaian lumut.
Konon, kalung ini berfungsi sebagai penolak bala dan pembawa keberuntungan. Kalung ini kini menjadi koleksi Museum Nasional, Jakarta.
Gelang Batu Merah Delima merupakan perhiasan para putri dan permaisuri Kesultanan Mataram. Gelang ini terbuat dari batu delima berwarna merah darah yang dis鑲rat dengan emas dan diberi hiasan motif bunga.
Konon, batu delima dipercaya dapat memancarkan aura kecantikan dan kewibawaan bagi pemakainya. Gelang ini kini disimpan di Pura Mangkunegaran, Solo.
4. Peniti Wajrakilap Kerajaan Singasari
Peniti Wajrakilap merupakan hiasan kepala yang digunakan oleh para pendeta Kerajaan Singasari. Peniti ini terbuat dari batu kecubung warna ungu muda dengan guratan seperti kilatan petir. Batu ini diikat dengan perak dan diberi hiasan kepala berbentuk burung garuda.
Baca Juga:Khasiat Batu Akik Mata Kucing dan Mitos yang MenyelubunginyaIni dia Smartphoe Idaman Vivo Y100 5G yang Menawan dengan Performa Tangguh dan Harga Terjangkau
Konon, peniti ini berfungsi sebagai alat komunikasi dengan para dewa. Peniti ini kini disimpan di Museum Trowulan, Mojokerto.