KARAWANG – Warga menilai Kabupaten Karawang sudah darurat sampah. Pasalnya, sejumlah Tempat Pembuangan Sampah Sementara (TPSS) di wilayah perkotaan tak diangkut yang mengakibatkan penumpukan sampah.
Penumpukan sampah itu, mengakibatkan bau tak sedap. Seperti yang terjadi di TPSS yang berlokasi di Dusun Tegal Luhur Desa Sukamakmur yang tak diangkut sampahnya sejak awal Januari 2024 sampai saat ini.
Salah seorang warga Desa Sukamakmur, Doni mengatakan, jika sampah yang berlokasi di TPSS sudah menumpuk dan tak diangkut oleh Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Karawang sejak awal Januari sampai saat ini. “Kami menilai jika Karawang sudah darurat sampah, sebab sampah yang tak diangkut itu mengakibatkan bau yang tak sedap dan tak sedap dipandang,” katanya.
Baca Juga:Omdusman RI Beri Predikat Zona Hijau Pelayanan Publik di Kabupaten Subang Bawaslu Kabupaten Karawang akan Cek Gudang Bulog
Dikatakan, pihaknya meminta agar DLH rutin mengangkut sampah yang berada di TPSS Desa Sukamakmur. Sebab jika dibiarkan maka sampah bakal terus menumpuk.
Sementara itu, Kepala UPTD Kebersihan wilayah 1, DLH Karawang, Lucky Mantera mengatakan jika persoalan sampah dipicu adanya tingginya pertumbuhan penduduk di wilayah Karawang, mengakibatkan jumlah sampah terus bertambah. Sementara jumlah armada pengangkut saat ini hanya 32 unit dan kondisinya kurang baik.
“Produksi sampah mayarakat Karawang memang terbilang tinggi. Jika dikalkulasi dengan jumlah penduduk sebanyak 2,5 juta, maka produski sampah di Karawang mencapai 1200 ton per hari,” katanya.
Dijelaskan, kondisi tersebut diperparah oleh rusaknya tiga alat berat di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPAS) Jalupang. Akibatnya, armada truk sampah harus antre berjam-jam di Jalupang ketika akan menurunkan sampah.
“Truk sampah tersendat ketika menurunkan sampah, sehingga pengaturan sampah dari tempat pembuangan sementara tidak optimal,” jelasnya.
Ia menambahkan, pihaknya sudah melakukan rapat kordinasi jika Minggu depan semua sampah yang belum terangkut di TPSS bakal terangkut seperti biasa. “Saat ini seminggu sekali sampah bisa diangkut, tapi Insyallah Minggu depan sudah terakut seperti biasa,” katanya.
Lucky juga mengimbau kepada masyarakat agar mengelola sendiri sampahnya. Bisa dilakukan dengan mengubur sampahnya atau diolah menjadi pupuk. Sebab persoalan sampah akan selesai jika masyarakat juga ikut serta dalam mengelola sampahnya sendiri. (use)