PASUNDAN EKSPRES – BMKG dan Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah menyelenggarakan pertemuan strategis untuk mengatasi potensi bencana hidrometeorologi menjelang Pemilu 2024, yang bersinggungan dengan puncak musim hujan.
Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, menekankan pentingnya kesiagaan Jawa Barat menghadapi puncak musim hujan yang diperkirakan terjadi pada Januari hingga Maret 2024.
Dalam pertemuan dengan Penjabat Gubernur Jabar, Bey Triadi Machmudin, di Gedung Sate Bandung, Dwikorita menyatakan koordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan BPBD untuk memitigasi dampak curah hujan tinggi terhadap pelaksanaan pemungutan suara Pemilu.
Baca Juga:Makin Lengket, Hubungan Boy William dan Ayu Ting Ting Makin Serius?Inilah Kriteria Menantu Najwa Shihab, Restui Anak Nikah Muda Asal
Meskipun curah hujan pada periode tersebut dalam batas normal, pertimbangan khusus diperlukan karena bersamaan dengan Pemilu 2024.
Dwikorita menjelaskan bahwa curah hujan yang tinggi dapat mencapai 400 milimeter dalam sebulan, dengan potensi ekstrem harian mencapai 100-150 milimeter.
Kondisi ini, disampaikannya, memiliki risiko merusak lingkungan dan memicu longsor serta banjir bandang.
Dia mengingatkan akan perlunya kewaspadaan dan inspeksi sungai untuk mencegah kemungkinan banjir bandang.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas 1 Bandung BMKG, Teguh Rahayu, menambahkan bahwa sejumlah daerah di Jawa Barat, terutama bagian timur dan selatan seperti Majalengka dan Sukabumi, rentan terhadap bencana dan memerlukan antisipasi, terutama karena peran mereka sebagai lumbung pangan.