PASUNDAN EKSPRES-Di tengah derasnya hiruk-pikuk politik, datanglah suara yang menggemuruh, bukan dari para politisi, tapi dari seorang yang mungkin tidak disangka-sangka:
Ahok. Mantan komisaris Pertamina yang tak kenal lelah ini, dengan santainya mempertanyakan kemampuan bekerja Presiden Jokowi dan bahkan menyebut calon wakil presiden 02, Gibran, dalam sebuah acara yang sepertinya sederhana.
Dalam sebuah video, Ahok, dengan latar belakang paslon 03 Ganjar Mahfud MD, mengungkapkan ketidakyakinannya terhadap kemampuan Gibran sebagai walikota Solo.
Baca Juga:Pelajar SMP di Klaten Tewas ketika latihan Silat, Pelatih Sebagai Terdakwa Malah BebasSpesifikasi KRL Impor China, dibandingkan dengan Buatan Jepang, Begini Kata Anne
“Saya mau tanya, di mana buktinya Gibran bisa bekerja selama menjadi walikota? Terus ibu kira Pak Jokowi juga bisa bekerja?” ujarnya dengan nada meremehkan.
Namun, kisah di balik pertanyaan ini lebih dari sekadar debat biasa. Ahok, dengan lugunya, membahas persoalan yang mengemuka di masyarakat: karakter dan kemampuan kerja.
“Presiden kalau cuma 2 tahun karakter teruji kalau ada kekuasaan,” tegasnya, menunjukkan ketegasannya dalam menyoroti kepemimpinan.
Tapi yang lebih menarik, Ahok juga mengungkapkan keraguan terhadap pilihan Presiden Megawati untuk mengajak Prabowo menjadi wakil.
“Kenapa sekarang kamu bilang jangan pilih Prabowo?” tanya seorang warga dalam suasana yang terasa hangat.
Ahok menjawab dengan penuh keyakinan bahwa pemilihan presiden bukanlah sekadar soal emosi, tapi juga tentang kemampuan dan karakter yang teruji.
Pertanyaan Ahok menggelitik, membuat kita semua terdiam sejenak. Apakah benar pemilihan presiden hanya soal popularitas dan isu-isu politik semata?
Baca Juga:Rahasia di Balik Pemilihan KRL Impor: KCI Ungkap Pertimbangan Teknis dari China5 Rekomendasi Hotel di Subang 2024, Hotel Paling Nyaman dan Bagus di Kota Ini!
Ataukah ada lebih dari itu, seperti yang ditegaskan oleh Ahok: kemampuan, karakter, dan track record yang teruji?
Entahlah, tapi yang pasti, debat yang diawali dengan video yang terkesan biasa ini, membawa kita semua pada refleksi mendalam tentang pentingnya memilih pemimpin yang sejalan dengan visi dan misi, bukan hanya berdasarkan popularitas semata.
Semoga, di masa depan, kita semua dapat membuat keputusan yang lebih bijak dalam memilih pemimpin.