Sesaat sebelumnya, Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat Fazar Supriadi Sentosa mengungkapkan bahwa saat ini penduduk Jawa Barat mendekati angka 50 juta. Jumlah yang sangat besar jika dibandingkan dengan provinsi lain di Indonesia. Bahkan, sejumlah kabupaten di Jawa Barat memiliki jumlah penduduk lebih banyak dibanding jumlah penduduk satu provinsi di daerah lain.
“Berdasarkan Sensus Penduduk 2020, jumlah penduduk Jawa Barat mencapai 48,7 juta. Tahun ini mungkin sudah 50 juta. Sekitar 20 persen dari penduduk nasional. Dengan demikian, pembangunan nasional sanbat ditentukan oleh Jabar. Jabar berhasil, maka nasional berhasil. Demikian pula dalam upaya penurunan stunting. Keberhasilan percepatan penurunan stunting di Indonesia sangat ditentukan oleh keberhasilan Jawa Barat,” ungkap Fazar.
Fazar mengingatkan bahwa stunting memiliki dampak jangka panjang. Dengan tumbuh dan kembang tidak optimal, maka peluang anak stunting menjadi menjadi tentara atau polisi yang mengharuskan tinggi badan ideal menjadi kecil. Belum lagi jika dihubungkan dengan perkembangan otak yang terhambat.
Baca Juga:Pilpres dan Logika MemilihSimulasi Pemungutan dan Penghitungan Suara, Ketua KPU: Ini Jadi Gambaran dan Tolok Ukur
“Stunting berarti gagal tumbuh dan berkembang. Tumbuh badan, tinggi dan berat. Kembang berarti otak. Ini jadi masalah. Dari sisi pendek, gak bisa masuk polisi atau tentara. Apalagi otaknya. Kalau tidak ditangani, akan bermasalah di sekolah. Apalagi pada masa produktif. Mereka akan lebih mudah sakit. Pada usia 40 sudah sakit-sakitan. Ini jadi problem. Jadi bebam keluarga dan beban negara,” tandas Fazar.(*)