PASUNDAN EKSPRES – Serangan militan di Pakistan pada hari Kamis ketika negara tersebut tengah melaksanakan pemilihan umum.
Serangan tersebut mengakibatkan setidaknya lima orang tewas. Hingga penangguhan sementara layanan telepon seluler, serta penutupan beberapa perbatasan darat guna menjaga keamanan dan ketertiban.
Serangan Militan di Pakistan
Langkah-langkah tersebut diambil oleh Kementerian Dalam Negeri setelah terjadi dua ledakan dekat kantor para kandidat pemilu di provinsi Barat Daya Balochistan pada hari Rabu, yang mengakibatkan sedikitnya 26 orang tewas.
Kelompok ISIS kemudian mengklaim tanggung jawab atas serangan-serangan tersebut.
Baca Juga:Indonesia adalah Negara dengan Risiko Bencana Alam Tertinggi Kedua di Dunia, Kenapa?4 Cara Menyimpan Kue Keranjang untuk Jangka Waktu yang Lama, Dijamin Awet!
“Sebagai akibat dari insiden terorisme baru-baru ini di negara tersebut yang menyebabkan banyak korban jiwa, langkah-langkah keamanan sangat penting untuk menjaga situasi hukum dan ketertiban serta menghadapi kemungkinan ancaman,” tulis kementerian dalam negeri pada sebuah postingan di media sosial X yang dikutip Reuters, Jumat (9/2/2024).
Pada saat pemungutan suara dimulai, ribuan tentara ditempatkan di jalan-jalan dan lokasi-lokasi tempat pemungutan suara.
Selain itu, perbatasan dengan Iran dan Afghanistan ditutup untuk sementara waktu untuk meningkatkan keamanan agar pemungutan suara dapat berjalan dengan damai.
Meskipun tindakan keamanan telah ditingkatkan, terjadi serangkaian kejadian yang melibatkan ledakan bom, serangan granat, dan insiden penembakan yang menyebabkan sembilan orang tewas, termasuk dua anak-anak.
Pada hari Kamis, para korban termasuk lima anggota polisi tewas akibat ledakan bom dan penembakan di daerah Kulachi, distrik Dera Ismail Khan di barat laut.
Pihak berwenang mengatakan bahwa ada dua anak yang tewas akibat ledakan di luar tempat pemungutan suara bagian perempuan di Balochistan.
Sementara itu, keputusan untuk menangguhkan jaringan seluler di Pakistan telah memicu kritik dari para pemimpin partai oposisi. Mereka menyerukan pemulihan segera terhadap jaringan seluler.
(ipa)